“Alhamdulillah sekarang Indonesia sudah mencapai tingkat literasi yang sangat tinggi karena sudah di atas 98 persen. Sekarang tinggal satu persen lebih sedikit,” kata Muhadjir saat pidato Hari Aksara Internasional, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Sulewasi Selatan, Sabtu, 7 September 2019.
Upaya pengentasan buta aksara sudah dilakukan pemerintah sejak era Presiden Soekarno. Bahkan di awal-awal masa kemerdekaan, penduduk Indonesia 97 persen dalam kondisi buta aksara.
Upaya pengentasan buta aksara dilanjutkan di era orde baru Presiden Soeharto dengan mencanangkan SD Inpres di tahun 1974. Kebijakan ini salah satu upaya pengentasan buta aksara bagi seluruh anak Indonesia.
“Peranan SDM luar biasa ya waktu itu. Dan sekarang saatnya kita harus meningkatkan kualitas SD inpres itu karena memang dulu SD inpres ini hanya untuk pemberantasan buta huruf dan untuk calistung,”ujar dia.
Di tengah semakin tipisnya angka buta aksara di kalangan perserta didik, tidak relevan lagi SD Inpres. Tugas pemerintah bagaimana menyelaraskan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman yang ada saat ini.
“Jadi sudah tidak relevan lagi kalau sekarang digunakan standar Pendidikan dasar untuk anak-anak milenial sekarang ini. Maka tugas kita sekarang adalah meningkatkan peranan Pendidikan dasar abad 21,” tutur Muhadjir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News