Mahasiswa ITS Achmad Zaenuri Dahlan Putra dan timnya menyabet juara II dalam ADDA CTF Competition. DOK ITS
Mahasiswa ITS Achmad Zaenuri Dahlan Putra dan timnya menyabet juara II dalam ADDA CTF Competition. DOK ITS

Keren! Mahasiswa ITS Juara II di Kompetisi Hacking Internasional

Renatha Swasty • 20 Oktober 2022 15:20
Jakarta: Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meraih prestasi internasional. Mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS Achmad Zaenuri Dahlan Putra bersama timnya berhasil menyabet Juara II di ajang Abu Dhabi Digital Authority (ADDA) Capture The Flag (CTF) Competition yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 10-14 Oktober 2022.
 
Achmad dipercaya sebagai ketua tim yang beranggotakan empat orang yang berasal dari perguruan tinggi lain di Indonesia dan mancanegara. Sebanyak dua anggota berasal dari Indonesia dan dua anggota lainnya dari Vietnam.
 
“Anggota dari Indonesia adalah seorang mahasiswa dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dan seorang software engineer yang merupakan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2020,” beber Achmad dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Oktober 2022.  

Mahasiswa yang kerap disapa Ayik itu mengaku mendapatkan timnya dari salah satu komunitas CTF terbesar di dunia. Tim kolaborasi ini berhasil meraih juara II pada ajang bergengsi yang berfokus pada hacking tersebut.
 
“Ini merupakan salah satu kebanggaan bagi kami karena pesertanya berasal dari berbagai belahan dunia tanpa memandang umur dan profesi,” tutur Ayik.
 
Sebelum berlaga di Dubai, Ayik bersama timnya yang beranggotakan lima orang melalui tahap kualifikasi terlebih dulu. Pada tahap kualifikasi, tim berhasil menyelesaikan beberapa tipe soal.
 
“Saat itu, kualifikasi secara online dengan tipe soal web exploitation, binary exploitation, reverse engineering, forensic, kriptografi, dan mobile reverse engineering,” papar dia.
 
Dengan kegigihan, timnya berhasil menjadi salah satu dari lima finalis yang diberangkatkan ke Dubai untuk kejuaraan. Selama empat hari, Ayik bersama timnya berlaga di World Trade Center (WTC) Dubai untuk merebut kejuaraan.
 
“Saat final, kita diharuskan menyelesaikan lebih banyak (soal) dibanding tahap kualifikasi dan soal yang diberikan pun lebih sulit,” ungkap dia.
 
Pada babak final, tim yang diberi nama Good Luck Have Fun (GLHF) ini bersama tim finalis lainnya harus menyelesaikan soal web exploitation, reverse engineering, forensic, attack defense, lab hacking, dan hardware hacking. Ayik mengungkapkan timnya bisa menyelesaikan berbagai persoalan, seperti eksploitasi web untuk mendapatkan data dan membuat aplikasi crack dengan mencari algoritma program aplikasi tersebut.
 
“Selain itu, saya pun mendapatkan beberapa persoalan menarik, seperti membobol website resmi pemerintah Abu Dhabi yang dilengkapi dengan fitur keamanan tinggi,” beber dia.
 
Menariknya, Ayik menyebut timnya harus membobol teknologi lama seperti telepon Rotary hingga teknologi terkini seperti membobol mobil Tesla. Dia berpendapat tipe soal ini sulit untuk dipecahkan dibandingkan dengan persoalan lainnya.
 
“Kita harus membobol pintu mobil Tesla melalui frekuensinya sehingga pintu mobil bisa terbuka tanpa kunci,” beber dia.
 
Selain diamanahkan menjadi ketua tim, Ayik bertugas menyelesaikan persoalan reverse engineering, web exploitation, dan kriptografi. Ke depan, masih banyak kompetisi bergengsi internasional yang harus ditaklukkan olehnya.
 
“Salah satu impian saya adalah menjadi juara di ajang Defcon, kompetisi hacking terbesar di dunia,” kata Ayik.
 
Baca juga: Keren! Tim Antasena dan Sapuangin ITS Kembali Berjaya di Shell Eco-Marathon 2022

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan