Masjid Tuo Kayu Jao di Solok Sumatra Barat. Dok Unand.
Masjid Tuo Kayu Jao di Solok Sumatra Barat. Dok Unand.

Dosen Universitas Andalas Mengupas Potensi Wisata Religi di Solok

Ilham Pratama Putra • 04 Desember 2020 22:18
Jakarta: Dosen Universitas Andalas (Unand) Yesi Puspita membagikan ceritanya tentang potensi budaya di Solok, Sumatra Barat. Lebih spesifik, ia mengangkat Masjid Tuo Kayu Jao, tempat ibadah sarat budaya di Solok.
 
Masjid yang berukuran 10x12 meter ini sudah berdiri sejak 1567 masehi. Pendirian masjid pada ketinggian 1.152 meter di atas permukaan laut itu dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat desa Kayu Aro, Lubuk Selasih, dan Kayu Jao. 
 
"Masjid dibangun dengan ornamen atap khas adat Minangkabau yakni atap gojong," ucap Yesi melalui keterangan tertulis, Jumat, 4 Desember 2020.

Yesi mengatakan, atap gonjong di atas masjid memiliki manfaat tersendiri. Permukaan atap yang dibuat cekung bermanfaat untuk mengalirkan air hujan.
 
Setiap bangunan yang ada pada masjid ini mengandung arti tersendiri. Contohnya, terdapat lima anak tangga yang menggambarkan Rukun Islam, jendela sebanyak tiga belas menggambarkan rukun dalam salat, hingga tiang yang berjumlah 27 buah melambangkan kesukuan, unsur pemerintahan di Sumatra Barat.
 
Uniknya, kata dia, meski telah mengalami renovasi beberapa kali, tak ada satu sudut masjid pun yang berubah. Pun masjid ini masih digunakan untuk aktivitas ibadah, mulai dari salat hingga kajian keagamaan. Keberadaan Masjid Tuo Kayu Jao menjadi bukti bahwa sejarah Agama Islam di Sumatra Barat, khususnya Kabupaten Solok, dan telah menyebar sejak abad ke-16. 
 
"Kokohnya bangunan Masjid dan arsitektur yang masih terjaga hingga saat ini memperlihatkan begitu hebatnya paradaban Islam pada masa itu," ungkapnya.
 
 

Dengan keberadaan dan sejarah yang dikandungnya, sudah tentu Masjid Tuo Kayu Jao sangat berpotensi sebagai objek wisata religi. Namun, masih perlu strategi dalam mewujudkan Masjid Tuo Kayu Jao sebagai salah satu objek wisata religi.
 
Baca: Sekolah Berasrama Dinilai Solusi Kesenjangan Pendidikan di Papua
 
Ia menambahkan, pemerintah setempat terus mendorong berbagai komponen untuk menjadikan masjid tersebut sebagai objek wisata. Salah satunya, penyediaan sarana atau fasilitas bagi wisatawan untuk melakukan beberapa kegiatan sehingga dapat memperpanjang lama tinggal wisatawan (Length of Stay).
 
Selanjutnya, sebagai kawasan wisata, nantinya lingkungan Masjid juga setidaknya menyediakan cindera mata. Jika hal ini dikembangkan, bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi warga atau penduduk sekitar.
 
Pun demikian jika semakin banyak pengunjung yang datang, maka keberadaan Masjid Tuo Kayu Jao sebagai destinasi wisata religi akan menguat. Akhirnya, masjid tua itu akan semakin mendapat perhatian.
 
Masjid Tuo Kayu Jao akan menjadi tempat nyaman bersama keluarga, dengan suasna sejuk khas pegunungan, aliran sungai yang airnya sangat jernih ditambah pemandangan sekitar yang dihiasikebun bawang merah hingga teh. Potensi ini menjadikan pengunjung atau wisatawan dapat bersantai sejenak menikmati alam, sekaligus menjadi objek fotografi yang ciamik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan