Petisi yang diinisiasi Alias Alumni SMANBA ini berjudul “KEMBALIKAN SMA NEGERI 1 BANGIL KAMI !!!!”. Dalam petisi tersebut terdapat poin-poin protes terhadap sekolah yang baru saja diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada November 2021 lalu.
Berikut poin-poin petisi yang ditujukan kepada Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Mendikbudristek Nadiem Makarim, Presiden Joko Widodo, Bupati Pasuruan, dan Camat Bangil.
1. Tidak ada sosialisasi
Dalam petisi tersebut, ditulis bahwa berubahnya satu-satunya sekolah SMA di Kecamatan Bangil itu bagai petir di siang bolong. Sebab, tidak pernah ada sosialisasi hal tersebut kepada masyarakat.“Tanpa ada sosialisasi yang jelas, tanpa ada penjelasan yang jelas, terkait konsepnya, biaya pendidikannya, PPDB nya, semua seakan ditutupi dari masyarakat luas agar proyek ini bisa disetujui oleh Pemerintah Provinsi Jatim,” tulis petisi tersebut seperti dikutip Medcom.id, Rabu, 29 Desember 2021.
2. Kemana warga Bangil akan sekolah
Dengan adanya SMAN 1 Taruna Madani ini muncul pertanyaan ke mana anak-anak Bangil akan sekolah. Pasalnya SMANBA satu-satunya sekolah jenjang menengah atas negeri yang berada di Ibu Kota Kabupaten Pasuruan itu.“SMAN 1 Bangil yang 90 persen harus memprioritaskan penerimaan warga Bangil dan sekitarnya (sesuai aturan Permendikbud No.1 Tahun 2021), diubah menjadi SMAN TARUNA MADANI JATIM yang bisa menerima siswa baru dari daerah mana saja, memanfaatkan celah aturan “Sekolah Asrama” agar bisa terhindar dari kewajiban PPDB Zonasi,” terangnya.
Ini tentu membuat warga Bangil kesulitan menyekolahkan anaknya ke sana. Jika pun terpaksa harus ke sekolah lain seperti Pandaan atau Beji, terkendala zonasi.
“Terus kemana kami warga Bangil dan sekitarnya akan bersekolah? Karena di SMA SMA Negeri lainnya masih diberlakukan PPDB Zonasi, apakah kami dipaksa harus sekolah diluar SMA Negeri?,” tulis petisi tersebut.
3. Biaya pendidikan mahal
Petisi tersebut mengungkap biaya pendidikan SMAN 1 Taruna Madani yang lebih mahal dibanding dengan SMAN 1 Bangil yang lebih terjangkau. Biaya pendidikan 1 Taruna Madani mahal karena menerapkan boarding school atau asrama. Namun, menurut pembuat petisi biaya tidak masuk untuk kantong warga Bangil.Biaya pendidikan SMAN 1 Taruna Madani, SPP atau iuran bulanan Rp2,5 juta perbulan yang harus dibayar setiap tiga bulan atau enam bulan di awal.
“Padahal di daerah Bangil masih banyak orang yang kadang bekerja hari ini hanya untuk hidup keesokan harinya, SEKOLAH MAHAL untuk siapa?,” tulisnya.
4. Aturan dinilai diskriminatif
Aturan masuk juga menjadi sorotan, mereka menilai aturan diskriminatif. Mulai dari memasukkan syarat minimal tinggi badan, berat badan proporsional.Perubahan nama SMAN 1 Taruna Madani
SMAN 1 Taruna Madani baru saja diresmikan oleh Gubernur Jatim Khofifah pada bulan lalu. Dikutip dari Kominfo Jatim, SMA ini berbasis boarding school dan berkolaborasi dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Dalwah Pasuruan dan TNI AL. Sekolah yang mensinergikan pendidikan akademik, kesamaptaan, dan pesantren. Pembelajaran SMAN 1 Taruna Madani akan dimulai pada tahun ajaran 2022/2023.Khofifah dalam sambutannya menyampaikan bahwa sekolah berbasis kesamaptaan ini bisa menjadi penguatan transformasi keilmuan dan transformasi penguatan bela negara.
"Masyarakat Madani dalam Bahasa Arab disebut Mutamaddin adalah masyarakat yang memberikan ruang hadirnya pluralism, masyarakat yang memberikan ruang hadirnya toleransi, dan moderasi," ujar Khofifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News