Mengutip laman NU Online Jabar, ragam ritual keagamaan yang dilakukan di Rebo Wekasan, mulai dari mendirikan salat, zikir hingga mengamalkan doa-doa dan ayat-ayat selamat dalam Al-qur'an.
Terdapat sejumlah sumber kitab yang menyebutkan tentang amalan di hari Rabu terakhir bulan Safar atau dikenal Rebo Wekasan, di antaranya sebagai berikut:
- Kanz al-Najah wa al-Surur karya ‘Abdul Hamid Quds al-Makki (w. 1917)
- Mujarrabat al-Dayrabi karya al-Dayrabi (w. 1801 M)
- Nihayat al-Zain karya Syekh Nawawi (w.1897 M)
- Na’t al-Bidayah karya Muhammad al-Fadhil bin Mamayn (w.1910 M)
- Al-Jawahir al-Khams karya Muhammad bin Khatir al-Din (w. 1562 M)
- Wasilah al-Tahlibin Ila Mahabbati rabb al-Alamin karya murid Hussamuddin (w. 1567 M) ikutip dalam kitab Majmu’ah Rasa’il al-Laknawi ketika menjelaskan hukum salat-salat tertentu, karya ‘Abd al-Hayy al-Laknawi (w. 1886), dan kitab lainnya.
Masih dalam laman yang sama, dijelaskan sebagian orang Arab menyebut bulan Safar dengan sebutan najiz karena pada bulan ini mereka merasa ditimpa kesialan (tasya’um). Hal itu kemudian dibantah oleh Rasullah Saw sebagaimana dalam sabdanya:
لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ وَفِرَّ مِنْ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنْ الْأَسَدِ
“Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa.”(HR Bukhari dan Muslim).
Para ulama dalam beberapa karyanya selalu menyandingkan kata Safar dengan kata al-khair dengan menyebut shafar al-khair (Safar yang baik) sebagai bentuk tafa’ul (berharap kebaikan dan optimis) sehingga menepis anggapan kekhususan kesialan, nahas, atau keburukan yang melekat dengan dzat bulan Safar.
Baca juga: Memahami Pajak dalam Hukum Islam |
Dalam tafsir Ruhul Ma'ani misalnya disebutkan bahwa hari Rabu adalah hari dimana Nabi Yunus dilahirkan, begitu juga dengan Nabi Yusuf, dan pertolongan kepada Nabi Muhammad pada perang Ahzab juga adalah hari Rabu. Tentu banyak Hadits lain yang berkenaan hari Rabu.
Maka dari itu secara umum tentang waktu adalah sebagaimana Hadits Qudsi berikut:
يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي الأَمْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (رواه البخاري و مسلم)
“Anak Adam menyakiti-Ku karena mencela masa atau waktu. Padahal Aku yang mengatur dan menetapkan waktu. Di tangan-Ku lah segala urusan waktu. Aku yang membolak-balikkan malam dan siang”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadis ini manusia diperintahkan untuk tidak mencaci, menghina, dan mencela waktu karena sebab Allah sang pencipta, pengatur, dan penguasa waktu. Hendaklah beriman kepada qadha dan qadar-Nya, baik ataupun buruk, manis ataupun pahit, dan senang maupun dukanya. Demikian penjelasan mengenai Rebo Wekasan yang merujuk pada hari Rabu di minggu terakhir bulan Safat. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id