Ilustrasi sampah. Lampost/Putri Purnama
Ilustrasi sampah. Lampost/Putri Purnama

Sampah Anorganik: Pengertian, Jenis, Manfaat dan Contohnya

Medcom • 29 Januari 2024 16:42
Jakarta: Sampah merupakan tantangan serius yang dapat memengaruhi keberlanjutan lingkungan kita. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk segera mengambil langkah-langkah atau tindakan dalam mengelola sampah.
 
Langkah awal yang sangat penting adalah melakukan pemilahan sampah antara organik dan anorganik. Menurut laman Ditsmp Kemdikbud, sampah organik merupakan sampah yang sifatnya mudah terurai di alam (mudah busuk), sementara itu sampah anorganik merupakan sampah yang sifatnya lebih sulit diurai.
 
Yuk kita kenalan lebih jauh dengan sampah anorganik, mulai dari pengertian, jenis, manfaat, dan contohnya:

Sampah anorganik terdiri dari bahan-bahan sulit terurai oleh alam, seperti plastik, kaca, logam, dan barang elektronik. Pemilahan sampah anorganik memainkan peran besar dalam mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam.
 
Plastik, sebagai salah satu komponen sampah anorganik yang lambat terurai, perlu dikelola dengan bijaksana untuk menghindari penumpukan limbah plastik yang merugikan lingkungan. Dalam pengelolaan sampah anorganik, daur ulang menjadi solusi yang sangat penting. Dengan mendaur ulang logam, kaca, dan plastik, kita dapat mengurangi kebutuhan akan produksi bahan mentah baru dan mengurangi tekanan terhadap lingkungan.

Manfaat sampah anorganik

Sampah anorganik bisa dimanfaatkan dengan membuat kerajinan dari sampah/limbah tersebut. Misalnya sampah plastik dibuat tas, taplak meja makan, pernak pernik.
 
Sampah anorganik adalah sampah yang terdiri atas bahan-bahan anorganik. Contoh bahan-bahan anorganik adalah bahan logam, plastik, kaca, karet, dan kaleng. Sifat sampah anorganik adalah tahan lama dan sukar membusuk.
 
Sampah ini tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme tanah. Apabila dibuang sembarangan, sampah anorganik dapat menimbulkan pencemaran tanah. Sampah nonorganik bisa dimanfaatkan untuk bbm (solar dari sampah ), briket sampah, batako dari sampah, hebel dari sampah.
 
Plastik dari sampah bisa dimanfaatkan untuk campuran aspal , genteng dari sampah, sampah nonorganik misal besi bisa kita lebur kembali ,kaca bisa dilebur kembali menjadi barang, misal gelas, piring, lampu.
 
Sampah elektronik bisa kita ambil emas yang ada di komponen elektronik tersebut, botol plastik bisa dimanfaatkan untuk pembuatan vas bunga, tas dari sampah , dompet dari sampah, sabuk dari sampah, ecobrick dan lainnya.

Contoh sampah anorganik

Contoh dari sampah anorganik, seperti:
  1. Plastik
  2. Botol/kaleng minuman
  3. Kresek
  4. Ban bekas
  5. Besi
  6. Kaca
  7. Kabel
  8. Barang elektronik
  9. Bohlam lampu
Sampah anorganik sulit terurai namun dapat dimanfaatkan kembali.
 
Dikutip dari laman DLH Brebes Kab, ketidakpahaman dalam mengelola sampah organik dapat menyebabkan bau tidak sedap dan bahkan potensi penyebaran penyakit. Sementara itu, sampah anorganik yang tidak dikelola dengan baik dapat menumpuk dalam lingkungan untuk waktu yang sangat lama berpotensi merusak ekosistem dan menciptakan masalah kesehatan masyarakat.
 
Oleh karena itu, penanganan yang efektif terhadap kedua jenis sampah ini sangat penting untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Beirkut perbedaan sampah organik dan sampah anorganik dikutip dari laman Waste4change:

Perbedaan sampah organik dan anorganik

1. Sumber

Sampah organik berasal dari makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Sebaliknya, sampah anorganik berasal dari benda mati atau hasil campur tangan manusia.

2. Kandungan

Sampah organik umumnya mengandung karbon dan ikatan hidrogen dengan komposisi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sampah anorganik. Sebaliknya, sampah anorganik tidak mengandung karbon, tetapi memiliki materi tidak hidup dan kandungan mineral.

3. Ketahanan panas

Sampah organik lebih mudah terbakar secara alami karena kandungannya. Sebaliknya, sampah anorganik cenderung lebih tahan panas.

4. Reaksi yang dihasilkan

Sampah organik memiliki laju reaksi yang lambat dan tidak menghasilkan garam. Sementara itu, sampah anorganik memiliki reaksi lebih cepat dan dapat menghasilkan garam.

5. Metode penanganan

Sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau biogas, serta diuraikan dengan bantuan mikroorganisme seperti cacing dan lalat Black Soldier Flies (BSF). Sementara itu, sampah anorganik umumnya didaur ulang menggunakan metode tertentu sesuai dengan jenis materialnya.
 
Beberapa cara sederhana untuk merawat sampah organik dan anorganik dengan cara yang ramah lingkungan dikutip dari laman Pyfa Health:

Cara merawat sampah organik dan anorganik

1. Pilih sampah yang bisa digunakan kembali

Misalnya, kamu bisa menggunakan toples bekas kue kering sebagai tempat untuk menyimpan makanan lainnya.

2. Pisahkan sampah anorganik

Bagi sampah anorganik, seperti kaca, fiberglass, plastik, ban, dan aluminium, pisahkan berdasarkan jenisnya. Kemudian, salurkan atau buang melalui pemulung atau bank sampah yang berada di sekitarmu.

3. Kirim sampah anorganik ke pabrik produksinya

Sampah anorganik yang sudah dipisahkan seperti kaca, fiberglass, plastik, ban, dan aluminium bisa kamu kirim ke pabrik produksinya masing-masing. Di sana, sampah tersebut dapat diolah kembali menjadi produk baru.
 
Dengan memahami perbedaan antara sampah organik dan anorganik, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Jadi, mari kita mulai dari hal kecil, seperti memilah sampah di rumah, karena setiap langkah kecil kita bisa membuat perbedaan besar bagi bumi kita yang tercinta. (Annisa Febyriana)
 
Baca juga: Mengenal 5 Jenis Sampah

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan