Tuhu pun meminta para influencer lebih berhati-hati dalam memberikan pernyataan mengenai suatu produk yang bukan dari keahliannya. "Ini menurut saya juga bukan pada kompetensi dan tempatnya, mereka juga perlu berhati-hati untuk membuat statement yang bukan area keahliannya," kata Tuhu melalui keterangan tertulis, Kamis, 20 Juni 2024.
Menurut dia, jika pernyataan yang dikeluarkan keliru, maka akan membuat reputasi rusak. Untuk itu, Tuhu mendesak para influencer memastikan keaslian hingga verifikasi data sebelum menyampaikan ke publik.
"Harus ada proses verifikasi dan mengecek keaslian data sebelum menyampaikan ke publik," kata dia.
Selain itu, publik juga bisa menuntut agar influencer menyajikan data asli yang sudah diverifikasi. Karena sekali rusak, maka untuk memulihkan kembali membutuhkan waktu dan biaya yang tak murah.
"Apalagi persaingan influencer saat ini juga sangat ketat," kata Tuhu.
Bentuk dewan pengawas
Tuhu juga meminta kreator konten untuk menjunjung tinggi etika. Dia bahkan mendorong dibentuk dewan pengawas untuk memonitor para pemengaruh.Tuhu pun meminta masyarakat lebih kritis ketika mendapatkan informasi atau statement keluar dari seorang influencer. Apakah ahli di bidangnya atau tidak.
"Dipikir ulang apakah dia ahli di bidangnya? Bagaimana dengan pendapat ahli lain dan sumber lain? Konsumen bisa membandingkan dari mesin pencari, otoritas, atau AI (kecerdasan buatan)," kata Tuhu.
Masyarakat diminta untuk menerapkan zero trust info di internet, terutama isu krusial. "Harus mengecek informasi lebih lanjut dari beragam sumber, apalagi sekarang ada teknologi deepfake AI," ujar dia.
Baca: Dianggap Hina Penegak Hukum, Mahasiswa Desak Polisi Tangkap Richard Lee |
Dengan berbagai pagar itu, Tuhu berharap tak ada lagi kontroversi seperti yang terjadi pada pemengaruh Richard Lee. Beberapa pekan terakhir Richard Lee banyak menuai kontroversi atas konten-konten yang dia bagikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News