Ustaz Ayub, salah satu pengajar di Pondok Pesantren Tahfidz Difabel Lebak Bulus, Jakarta. Foto: Branda Antara/Luthfia Miranda Putri
Ustaz Ayub, salah satu pengajar di Pondok Pesantren Tahfidz Difabel Lebak Bulus, Jakarta. Foto: Branda Antara/Luthfia Miranda Putri

Mengenal Pondok Pesantren Tahfidz Difabel, Pertama di Jakarta

Antara • 02 September 2022 17:00
Jakarta:  Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah meresmikan Pondok Pesantren Tahfidz Difabel KH Ahmad Lutfi Fathulah yang lokasinya berada di Jalan Manunggal Jaya, samping Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan akhir pekan lalu.  Lembaga itu merupakan pondok difabel pertama di DKI Jakarta dan pondok difabel tunarungu kedua di Indonesia, setelah Pesantren Tunarungu Darul Ashom yang berada di Yogyakarta.
 
Pondok Pesantren Tahfidz Difabel itu dipimpin oleh Ahmad Sholeh yang juga Kepala Bidang Distribusi dan Pendayagunaan Baznas Bazis Provinsi DKI Jakarta.  Baznas Bazis DKI Jakarta memfasilitasi para orang-orang difabel untuk meraih hak dasar mereka, yang salah satunya mendapat pendidikan agama.
 
Diharapkan, anak-anak yang selama ini rata-rata belum bisa baca Al-qur'an, tidak tahu Islam dan cara salat seperti apa, nantinya mendapatkan pelajaran mengenai masalah-masalah agama.  Ide membuat pondok pesantren tahfidz khusus difabel ini merupakan gagasan dari Ketua Baznas Bazis Provinsi DKI Jakarta KH Ahmad Luthfi Fathullah.

Karena itu pemilihan nama lembaga tersebut diambil dari nama tokoh tersebut dengan tujuan untuk menghargai jasa-jasanya selama mengabdi di lembaga tersebut.  Alasan memprioritaskan Pondok Pesantren khusus santri tunarungu, lantaran hal itu belum pernah dibangun di DKI Jakarta.
 
Selain itu, untuk orang yang tunanetra masih bisa lebih mudah belajar Al-qur'an karena masih bisa mendengar, sehingga berbeda dengan tunarungu.
 
Tunarungu itu memiliki kemampuan yang terbatas. Mereka masih harus belajar baca Quran dan belum tahu bagaimana kewajiban shalat.
 
Ke depannya, Baznas Bazis akan membuka pondok pesantren tahfidz difabel untuk laki-laki dan saat ini sedang mencari calon para pengajar pondok.

Proses Pembelajaran

Bangunan itu berdesain modern serta didominasi warna oranye.  Banyaknya pohon serta tanaman semakin menambah rasa sejuk dan rindang membuat betah berlama-lama di sana.
 
Sementara itu, proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus tentu berbeda dengan anak normal pada umumnya. Mereka cenderung membutuhkan privasi yang lebih tinggi.
 
Bahkan menurut standar pembelajaran, mereka tidak bisa disebut namanya, melainkan hanya inisialnya.  Saat ini, banyak masyarakat yang belum mengetahui kalau setiap anak memiliki kekurangan, namun sekaligus juga ada kelebihan.
 
Maka dari itu, anak-anak difabel memiliki kemampuan untuk lebih peka membaca mimik muka seseorang, apakah orang lain bisa terbuka dengan mereka atau tidak.  Karena itu, tugas para pengajar di lembaga tersebut tidak hanya memberikan ilmu, tapi juga memberikan rasa saling percaya, sehingga terjalin kedekatan antara pengajar dengan santri.
 
Anak-anak difabel cenderung akan meniru apa yang orang normal ucapkan dan melihat apa yang dilakukan.  Karena itu, maka pola pembelajaran harus dengan mencontohkan langsung, seperti salat tahajud.
 
Para santri difabel itu harus meliat langsung, baru mereka meniru dan melakukannya.  Ke depannya, pengelola pondok pesantren akan menambah kelas-kelas untuk bisa mengembangkan bakat dan kemampuan santri, sesuai hobi mereka.
 
Hobi yang dikembangkan itu, anak ada melukis, komputer, memanah dan bela diri. Semua penyaluran hobi itu akan melatih fokus para santri selama ini yang masih kurang.

Metode Belajar Berbeda

Para santri di pesantren tersebut umumnya berasal dari Jabodetabek, yang kebanyakan dari Depok dan Priok. Mereka rata-rata berusia 13-19 tahun atau setara dengan siswa di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).
 
Untuk sementara ini, pengelola pesantren hanya menerima santri yang tunarungu, dengan kebijakan tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis.  Selama di pondok, sehari-harinya para santri mengikuti kegiatan, dari tahajud dan salat shubuh, kemudian dilanjutkan dengan piket, mandi dan sarapan sejak pagi hari.
 
Pada siangnya, setelah salat dzuhur, para santri akan istirahat kemudian berlanjut mengikuti kajian kultum.  Menjelang maghrib, para santri bisa makan dan membersihkan diri untuk mengikuti kegiatan hafal Al-qur'an pada malam hari. Kegiatan ditutup dengan mereka beristirahat di asrama yang berada di lantai dua.
 
Sementara pada Sabtu dan Minggu, para santri diarahkan untuk menonton film Islami, olahraga dan melakukan kegiatan bebas, seperti naik sepeda, menggambar, dan bermain alat permainan, seperti puzzle hingga bekel.  Sebanyak empat guru menjadi mengajar di lembaga itu, terdiri dari dua perempuan dan dua laki-laki.
 
Para guru itu sebelumnya telah belajar di pesantren Darul Ashom Yogyakarta.  Sementara itu, dalam pembelajaran Al-qur'an para santri tunarungu menggunakan metode berbeda dalam menghafal Al-qur'an, yakni dengan menghafal per huruf hijaiyah.
 
Para guru menulis, misalnya Huruf Alif di papan tulis, bersamaan dengan itu juga mengerakkan tangan sehingga mudah dipahami oleh santri.  Saat mengajar tunarungu gerakan tangan dan mulut para guru harus bersamaan agar santri bisa memahami.
 
Perlakuan setiap anak difabel pun harus berbeda, lantaran tergantung pendidikan dari orang tuanya di rumah.  Contohnya adalah bagaimana memegang sapu, yang sebelumnya tidak pernah dikerjakan oleh santri khusus itu.
 
Mereka juga diajari cara mengepel lantai, sehingga selain menghafal Al Quran, juga memiliki kemandirian dalam menjalani hidup.  Sementara itu, sejumlah santri mengaku senang bisa belajar di Pondok Pesantren Tahfidz Difabel lantaran bisa belajar Al-Qur'an.
 
Beberapa dari mereka mengungkapkan cita-citanya kelak, seperti menjadi dokter, sekaligus juga menjadi ustazah yang mengajarkan ilmu mengenai mengaji.
Baca juga:  Wamenag Ajak Masyarakat Kawal Reputasi Pesantren yang Tercoreng Kasus Amoral Oknum

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan