"Pertama ialah pemahaman konsep yang benar. Konsep yang harus dipakai ialah konsep kesemestaan," papar Aminudin dalam keterangan tertulis, Jumat, 8 Juli 2022.
Dia menjelaskan kesemestaan berarti program revitalisasi bahasa daerah yang akan digarap melibatkan semua orang, baik pengawas, kepala sekolah, dan guru terkait. Aminudin menyebut peran Kepala Dinas Pendidikan sangat penting untuk memberikan penguatan agar progam revitalisasi bahasa daerah berhasil.
Kedua adalah ruang kreativitas untuk siswa. Aminudin menyebut siswa mesti diberikan peluang kreatif dalam pengembangan minat. Siswa diberikan kebebasan memilih peminatan yang disukai sesuai program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kemendikbudristek.
Ketiga adalah dinamis. Aminudin mengatakan hal itu agar siswa bersikap adaptif dalam menjalankan proses pembelajaran sesuai minat.
Dia berharap peserta pelatihan dapat menularkan konsep-konsep yang benar kepada orang lain sehingga tujuan program revitalisasi bahasa daerah dapat tercapai dengan maksimal. "Saya berharap, kegiatan yang akan berlangsung sampai bulan Oktober mendatang ini bisa terlaksana dengan baik dan berlanjut di tahun-tahun berikutnya," tutur Aminudin.
Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Syarifuddin, bersyukur kegiatan dapat terlaksana sebagai tindak lanjut dari hasil rekomendasi rapat koordinasi yang sudah disepakati antara Balai Bahasa Jabar dengan dinas pendidikan kabupaten/kota se-Jawa Barat, pengawas, dan maestro/pakar.
“Saya mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah mendukung program revitalisasi bahasa daerah terutama kepada Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingannya sehingga pihak yang terlibat dapat menjalankan program dengan baik,” ucap dia.
Baca juga: Kemendikbudristek Bakal Revitalisasi 38 Bahasa Daerah di 12 Provinsi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News