Meski demikian, ketersediaan lowongan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah pelamar kerap membuat para lulusan SMK merasa khawatir kalah bersaing saat masuk ke dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Baca juga: Nadiem Bermimpi Vokasi Indonesia Seperti di Jerman
Untuk itu, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Ahmad Saufi mengatakan, saat ini kesempatan lulusan SMK langsung diterima kerja di DUDI semakin besar. Hal ini disebabkan adanya ‘pernikahan massal’ yang semakin memperkuat kemitraan antara pendidikan vokasi dengan DUDI.
“Kami di Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI diberi tugas khusus untuk menjodohkan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri. Kami akan banyak berinteraksi dengan pelaku industri, termasuk mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh pendidikan vokasi sehingga mereka percaya akan kemampuan lulusan vokasi,” tutur Saufi dalam keterangannya, Minggu, 28 Juni 2020.
Baca juga: Kepsek SMK Berperan Jadi CEO Bagi Siswanya
Pada jenjang SMK, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI tahun ini bahkan memberikan perhatian khusus bagi peningkatan kapasitas dan kompetensi guru serta kepala sekolah. Pelatihan bagi guru dilakukan melalui Program Up-skilling dan Re-skilling Guru Kejuruan SMK berstandar industri.
Sedangkan bagi kepala sekolah, terdapat Program ‘Diklat CEO’ untuk meningkatkan kapasitas manajerial kepala SMK, khususnya dalam entrepreneur leadership. Fokus Kemendikbud pada pengembangan pendidikan vokasi sendiri adalah di empat bidang prioritas, yakni pemesinan dan konstruksi, hospitality, ekonomi kreatif, dan care service (layanan perawatan).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News