Baterai nuklir buatan Betavolt bernama BV100. DOK betavolt.tech
Baterai nuklir buatan Betavolt bernama BV100. DOK betavolt.tech

China Bikin Baterai Nuklir Tahan 50 Tahun, Dosen Unair Ungkap Potensi dan Dampaknya

Renatha Swasty • 31 Januari 2024 16:12
Jakarta: Cina terus berinovasi dengan memunculkan berbagai terobosan baru. Baru-baru ini, perusahaan asal Cina, Betavolt, berencana meluncurkan baterai nuklir yang tahan hingga 50 tahun pada 2025.
 
Baterai atom buatan Betavolt tersebut bernama BV100 dengan ukuran 15mm × 15mm × 5mm. Meskipun berukuran mini, baterai ini digadang-gadang memiliki daya sebesar 100 mikrowatt dengan tegangan 3 volt.
 
Selain itu, Betavolt mengeklaim baterai nuklir ciptaannya dapat bertahan selama 50 tahun tanpa membutuhkan pengisian ulang dan bebas pemeliharaan. Dosen Rekayasa Nanoteknologi Universitas Airlangga (Unair), Tahta Amrillah, menjelaskan pentingnya efisiensi material dalam produksi baterai.

Menurutnya, untuk menciptakan perbedaan potensial signifikan antara anoda dan katoda diperlukan efisiensi material yang optimal. Perbedaan potensial menjadi kunci dalam menghasilkan daya listrik.
 
Tahta menekankan nuklir sebagai material dengan mobilitas elektron luar biasa memiliki potensi besar untuk menghasilkan daya listrik berkualitas tinggi. Dia menuturkan baterai yang awalnya mengalami pengisian daya, memiliki elektrolit netral.
 
Ketika material nuklir digunakan dalam baterai, material tersebut akan mengalami perubahan deplecion yang besar. "Hal ini menyebabkan material nuklir tersebut semakin lama untuk habis, sehingga baterai nuklir dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama,” kata Tahta dikutip dari laman unair.ac.id, Rabu, 31 Januari 2024.
 
Dosen dengan research interest Fisika Materi Terkondensasi dan Bahan Elektronik tersebut menjelaskan di balik potensi yang luar biasa, baterai nuklir menyimpan bahaya tersembunyi bagi tubuh manusia. Nuklir menghasilkan radiasi berbahaya dengan panjang gelombang gama yang jauh lebih kecil ketimbang sinar ultraviolet (UV).
 
Dia menuturkan dalam fisika panjang gelombang yang kecil menghasilkan energi besar. Peluruhan material nuklir menghasilkan gelombang dan energi yang sangat besar sehingga mampu menembus masuk ke dalam sel tubuh.
 
Namun, bahaya radiasi nuklir dapat teratasi dengan pemanfaatan teknologi shielding. Saat ini terdapat teknologi shielding, yang mampu menyerap gelombang.
 
Ketidakamanan terkait radiasi, muncul ketika material ini rusak dan dibuang sehingga menyebabkan radiasi lepas. Namun, keamanan material nuklir sangat tergantung pada efektivitas shielding.
 
"Berbagai material seperti besi oksidan mampu menyerap gelombang besar, sementara tembaga mampu menyerap gelombang lebih kecil. Secara umum, ada material khusus yang dapat menyerap gelombang sangat kecil, seperti halnya gelombang gama itu,” ucap Tahta.
 
Dia menyebut dalam implementasinya nuklir membutuhkan perlakuan khusus guna menghindari potensi dampak berbahaya. Tahta mengatakan penting bagi masyarakat, terutama di Indonesia untuk memiliki pemahaman mendalam mengenai teknologi nuklir, mulai dari komponen yang terkandung di dalamnya hingga dampak yang mungkin timbul.
 
Baca juga: Kepala BRIN Tegaskan Dibutuhkan Kolaborasi Internasional untuk Bangun PLTN

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan