Ilustrasi BRIN. DOK BRIN
Ilustrasi BRIN. DOK BRIN

Buntut Komentar Peneliti BRIN Terhadap Muhammadiyah, BRIN Gelar Sidang Etik Besok

Renatha Swasty • 25 April 2023 09:52
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bergerak cepat usai salah satu penelitinya diduga melakukan ancaman di media sosial. Peneliti BRIN, APH, menulis komentar meresahkan terkait diskusi tentang perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah.
 
“Langkah konfirmasi telah dilakukan untuk memastikan status APH adalah ASN di salah satu pusat riset BRIN. Selanjutnya, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021,” ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, dalam keterangan tertulis Selasa, 25 April 2023.
 
Handoko menegaskan pihaknya tetap akan melanjutkan kasus tersebut meski APH telah meminta maaf. Adapun BRIN akan menggelar Sidang Majelis Etik ASN pada Rabu, 26 April 2023.

Dia mengatakan sidang Majelis Hukuman Disiplin ASN bakal menetapkan sanksi final. Handoko meminta maaf atas ulah salah satu anak buahnya itu.
 
“BRIN meminta maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah atas pernyataan dan perilaku salah satu sivitas BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan,” ujar Handoko.
 
Dia mengimbau periset BRIN lebih bijak dalam menyampaikan pendapat di media sosial. Handoko juga meminta sivitas BRIN mengedepankan nilai BerAkhlak, yakni berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
 
Sebelumnya, media sosial diramaikan dengan ucapan peneliti BRIN akan 'menghalalkan darah semua warga Muhammadiyah'. Ucapan ini dia tuliskan di Facebook mengomentari perbedaan penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah.
 
Muhammadiyah memang merayakan Idulfitri lebih dulu, yakni pada Jumat, 21 April 2023. Sementara itu, pemerintah menetapkan Lebaran pada Sabtu, 22 April 2023.
 
Mulanya, seorang pemilik akun Facebook Thomas Djamaluddin mengomentari soal perbedaan Idulfitri oleh Muhammadiyah. APH membalas komentar Thomas dengan kalimat:
 
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat kegaduhan kalian,” tulis akun AP Hasanudin.
 
Belakangan, APH meminta maaf lewat surat terbuka. Dia mengaku menuliskan komentar tersebut karena emosi dan ketidakbijaksanaannya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang sejumlah pihak.
 
"Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada pimpinan dan seluruh warga Muhammadiyah yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut," tulis Andi.
 
Baca juga: Diduga Penelitinya Ancam Warga Muhammadiyah, Kepala BRIN Lakukan Ini

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan