Sebagian dari mereka, saat ini menjadi tenaga pendukung Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi. Mereka membantu berkomunikasi dengan berbagai pihak dari Arab Saudi.
Ahmad Bukhori, mahasiswa semester 6 pada Fakultas Syariah UIM kini menjadi Ketua Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Madinah. Kampus UIM, dikhususkan bagi laki-laki, tidak ada mahasiswi di sana.
Kampus ini berjarak sekitar 5 km dari Masjid Nabawi. "Kalau mahasiswa perempuan ada di kampus sebelah, Universitas Taibah," kata Zulmar Adiguna, rekan Ahmad Bukhori, juga mahasiswa UIM dikutip dari laman kemenag.go.id, Senin, 3 Juni 2024.
UIM hanya menerima mahasiswa asing untuk jenjang S1. Sementara itu, jenjang S2 dan S3 khusus untuk lulusan S1 di UIM.
Setiap tahun, kata Bukhori, ribuan calon mahasiswa dari Indonesia melamar kuliah di UIM. Mereka yang diterima selama ini paling banyak 180 mahasiswa.
Mereka tersebar di sembilan fakultas, yakni Syariah, Al-Qur’an, Hadis dan Studi Islam, Dakwah dan Ushuluddin, Bahasa Arab, Hukum, Komputer dan Sistem Informasi, Teknik, dan Sains. Paling banyak yang dipilih adalah Syariah, Hadis dan Studi Islam, serta Dakwan dan Ushuluddin.
Semua mahasiswa di UIM mendapat beasiswa penuh. Mulai dari biaya pendidikan, asrama, makan, uang saku, buku, hingga tiket pulang ke Indonesia PP setiap tahun.
"Dulu kalau kita enggak pulang, uang tiketnya diberikan mentah (tunai). Sekarang kalau tidak dipakai, ya hangus," beber Bukhori.
Mahasiswa biasanya pulang ke Indonesia pada liburan panjang. Mereka libur panjang pada musim haji, awal Zulhijjah hingga akhir Muharam.
Bila dinominalkan, selama empat tahun studi, nilai beasiswa di UIM mencapai Rp1 miliar. Makanya, Ustaz Ariful Bahri, alumnus UIM asal Kampar, Riau, yang menjadi pengisi kajian di Masjid Nabawi, mengatakan beasiswa di UIM itu 1.000 persen.
"Ini bagian dari misi Arab Saudi untuk menyebarkan Islam dan memberikan pendidikan Islam ke seluruh dunia. Makanya kampus ini memang lebih banyak mahasiswa internasional daripada mahasiswa asli dari Arab Saudi," kata Zulmar.
Zulmar adalah mahasiswa asal Palembang. Ia pernah kuliah di UIN Wali Songo Semarang. Pada semester 5, ia mendaftar ke UIM dan diterima. Saat itu pandemi covid-19 sehingga kuliah bahasa dilakukan online, termasuk kuliahnya di UIN Wali Songo.
"Setelah lulus di UIN Semarang saya berangkat ke Madinah. S1 lagi. Teman-teman UIN saya sudah banyak yang lulus S2 sekarang. Bahkan ada yang sedang kuliah S3," kata dia.
Adapun untuk mendaftar di UIM tidak wajib bisa bahasa Arab. Mereka akan mengikuti kuliah bahasa Arab dulu di dua semester awal. Bahkan, ada yang sampai 4 semester. Setelah itu baru mengikuti kuliah sesuai jurusan yang dipilih.
Soal pakaian, kata Bukhori, juga bebas. Tidak harus memakai jubah atau thobe. Hanya mahasiswa Arab Saudi yang wajib memakai thobe atau thawb. Lengkap dengan sorban dan headband atau di Arab disebut keffiyeh.
"Banyak yang pakai celana panjang dan kemeja. Saya memakai thobe karena di sini panas. Ternyata lebih nyaman pakai thobe," beber mahasiswa asal Jakarta itu.
Setiap mahasiswa tinggal di asrama. Untuk gedung asrama yang baru, satu kamar diisi dua mahasiswa. Sedangkan di gedung lama, diisi empat mahasiswa. Pihak kampus yang menentukan kamar mahasiswa.
Rata-rata setiap asrama terdiri dari enam lantai. Dilengkapi dengan lift. Di kamar itu sudah ada sekat setinggi 2 meter untuk memisahkan ruangan mahasiswa. Dilengkapi dengan AC, tempat tidur, lemari, meja dan kursi belajar, dan rak buku.
Di setiap sudut bangunan ada kamar mandi yang jumlahnya banyak, ruang cuci pakaian yang dilengkapi mesin cuci, dan dapur. "Maaf kalau sekarang agak berantakan. Barusan pergantian vendor pengelola asrama," kata Bukhori.
Setiap bulan, mahasiswa mendapat mukafa'ah alias uang saku SAR850 atau sekitar Rp3,6 juta. Untuk makan, mahasiswa bisa beli di beberapa kantin yang ada di dalam kampus. Harganya murah karena disubsidi pihak kampus.
"Kami di sini 5 riyal (Rp21.500) bisa untuk tiga kali makan," kata Zulmar.
Menurut Bukhori, salah satu kantin yang paling banyak dikunjungi mahasiswa Indonesia adalah kantin Kunuz. Itu adalah kantin masakan Tiongkok. Chinese food dirasa paling cocok dengan lidah orang Indonesia.
Mereka yang sudah berkeluarga khususnya mahasiswa pascasarjana ada asrama khusus yang diperbolehkan membawa keluarga. Tapi, untuk mahasiswa S1 yang punya keluarga, biasanya menyewa apartemen di luar kampus.
"Kami libur Jumat dan Sabtu," kata Bukhori.
Pihak kampus juga menyediakan shuttle bus ke Masjid Nabawi. Biasanya, mahasiswa setelah salat zuhur ke Masjid Nabawi. Salat Asar, Magrib, dan Isya di sana. Sekalian ke perpustakaan atau ikut kajian di Nabawi. Pulang ke asrama setelah Isya.
Di dalam kampus, rata-rata mahasiswa punya skuter listrik atau otoped. Area kampus begitu luas mencapai 50 hektare. Lebih luas ketimbang area Masjid Nabawi yang 34 hektare. UIM sudah berdiri selama 63 tahun.
Sebagai mahasiswa UIM, cara mengisi waktu libur ataupun waktu senggang untuk healing atau melepaskan penat dengan pergi ke Makkah.
“Healing kami itu umrah ke Makkah,” ujar Zulmar.
Mahasiswa Indonesia bisa umrah setiap saat. Biasanya, mereka naik bus ke Makkah dengan ongkos SAR50 atau Rp215 ribu. “Kalau naik haji, jatah kami 5 tahun sekali," tutur dia.
Baca juga: Waktu Mengajar Singkat, Guru PAI Harus Punya Metode Ajar Tepat untuk Siswa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News