Pendidikan holistik ini diterjemahkan melalui dua programnya, yakni Oxford International Curriculum dan OxfordAQA International Qualifications. "Oxford Internasional Curriculum untuk jenjang TK sampai SD, kemudian yang OxfordAQA International Qualifications ini untuk SMP hingga SMA," kata Kepala Kemitraan Global di Oxford University Press, Luke Sweetman dalam keterangannya di Jakarta.
Mencegah Bullying
Pendekatan ini sejalan dengan dinamika transformasi yang terjadi di sektor pendidikan Indonesia, yang sejak 2019 telah memulai perjalanan reformasi pendidikannya. Pendekatan pendidikan yang diperkenalkan Oxford University Press melalui kurikulumnya ini juga tidak hanya untuk menghasilkan capaian akademik yang positif, namun juga nonakademik.Salah satunya adalah pendekatan yang membuat proses belajar di sekolah sekaligus dapat menekan angka perundungan di kalangan siswa. "Jadi salah satu pendekatan ini untuk meningkatkan wellbeing itu adalah untuk mengenali emosi diri. Ketika anak-anak sudah mengenali emosinya mereka bisa mengendalikan emosi itu," terang Louise Auckland, salah satu Perumus Oxford International Curriculum.
Louise mengatakan, melalui Oxford International Curriculum ini juga akan membangun empati tidak hanya antarsiswa, namun juga guru dan kepala sekolah. "Semua komunitas sekolah juga diharapkan dapat membangun empati yang sama," ujar Louise.
Ketika seluruhnya dapat mengendalikan diri dalam mengurangi rasa amarah, maka secara tidak langsung juga dapat mengurangi rasa saling tidak menghargai. "Kan sekarang banyak ya kasus siswa kalau ditegur guru malah marah-marah sama gurunya. Nah ini mereka juga diajarkan bagaimana mengelola emosi mereka," ujarnya.
Tidak hanya siswa dan guru, namun kepala sekolah dengan peran kepemimpinannya juga dapat menciptakan lingkungan sekolah yang positif melalui kebijakan-kebijakannya. Termasuk kebijakan yang terkait dengan hubungan sekolah dan orang tua.
"Sehingga ini akan berdampak terhadap proses pembelajaran secara psikologis," kata Louise.
Dalam kesempatan ini, Oxford University Press bekerja sama dengan Perkumpulan Sekolah SPK dan berkolaborasi juga dengan Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia. Secara umum, kolaborasi ini untuk memperkaya pengalaman pendidikan Inggris yang dapat diterapkan bagi pelajar di Indonesia.
Sweetman mengatakan, Oxford University Press ingin memberikan dukungan kepada sekolah-sekolah SPK dan sekolah-sekolah lain di Indonesia. Sweetman menyatakan sangat senang dapat berkolaborasi dengan Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia dalam agenda penting ini.
Oxford University Press, kata Sweetman, memiliki komitmen jangka panjang terhadap pendidikan dan pengembangan kesiapan siswa untuk masa depan. "Bersama dengan Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia, acara ini bertujuan untuk menyediakan platform bagi para pendidik, administrator sekolah, dan pembuat kebijakan untuk berbagi dan belajar dari pengalaman dan keahlian satu sama lain," ujar Sweetman.
Ketua Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia, Haifa Segeir menekankan, pihaknya berkomitmen mengembangkan lingkungan pendidikan holistik yang memprioritaskan kesejahteraan siswa. "Kolaborasi kami dengan Oxford University Press mewakili langkah signifikan menuju penciptaan masa depan yang lebih cerah untuk generasi muda Indonesia. Kami percaya bahwa dengan bekerja sama, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik dan berkontribusi terhadap kesejahteraan siswa kami secara keseluruhan," pungkas Haifa.
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
Baca juga: 2 Program Oxford University Press Ini Diyakini Melengkapi Kurikulum Merdeka |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News