Melansir dari laman Media Indonesia, Timothy diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai empat gedung FISIP akibat dugaan perundungan yang dialaminya. Kasus ini menjadi viral di media sosial dan memicu perbincangan hangat mengenai masih maraknya bullying di lingkungan kampus.
Bahkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) turut memberikan pernyataan duka citanya melalui akun Instagram resmi @ditjen_dikti. Ditjen Dikti dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada ruang untuk bullying, kekerasan verbal, maupun tekanan sosial di lingkungan kampus. Segala bentuk tindakan nirempati, perundungan, maupun kekerasan digital harus diberantas tuntas.
Selain itu, komitmen tersebut telah tertuang dalam Permendikbudristek No. 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT). “Ditjen Dikti menegaskan bahwa segala bentuk tindakan nir-empati, perundungan, maupun kekerasan digital harus diberantas tuntas. Komitmen ini telah tertuang dalam Permendikbudristek No. 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT),” imbuhnya dilansir dari akun Instagra, @ditjen.dikti, dikutip, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Lalu, siapa sebenarnya Timothy Anugerah? Yuk simak profilnya.
Baca juga: Terakreditasi Unggul, Ini Profil Universitas Udayana Bali Jadi Sorotan Pascakasus Timothy Anugerah Saputra |
Profil Timothy Anugerah Saputra
Timothy Anugerah Saputra lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 25 Agustus 2003. Ia adalah mahasiswa semester VII (tujuh) dari jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. Semasa hidupnya, Timothy dikenal sebagai mahasiswa yang ramah, santun, dan berprestasi.Bahkan, ia sering terlibat dalam diskusi mendalam tentang masyarakat dan isu-isu sosial. Teman-temannya menjelaskan sosok Timothy sebagai pribadi lembut yang selalu siap membantu.
Meski berasal dari luar Bali, tetapi Timothy cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus dan menunjukkan prestasi yang baik di kelas.
Namun, di balik senyum dan prestasinya, Timothy menyimpan luka dalam akibat ejekan secara terus-menerus yang dialaminya. Tindakan bullying terhadap Timothy berawal dari hal-hal kecil, seperti kata ejekan di grup WhatsApp teman-temannya.
Tangkapan layar percakapan yang beredar menampilkan ejekan kasar yang membuat Timothy merasa sendirian dan terasing. Ironisnya, setelah kematian Timothy, justru sebagian mahasiswa malah menjadikan tragedi itu sebagai bahan candaan di media sosial.
Hal ini menambah luka mendalam bagi keluarga dan teman-teman Timothy yang kehilangan. Pada pagi 15 Oktober 2025, sekitar pukul 09.00 WITA, nahasnya Timothy melompat dari lantai empat Gedung FISIP. Berita ini langsung tersebar luas dan memicu kemarahan warganet dan masyarakat di seluruh Indonesia.
Kasus ini menyoroti betapa cepat dan berbahaya aksi bullying sehingga bisa merusak mental seseorang, khususnya di lingkungan kampus yang seharusnya menjadi tempat aman untuk belajar.
Itulah profil Timothy Anugerah Saputra, seorang mahasiswa yang menjadi korban akibat tindakan perundungan sesama temannya. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi ya, Sobat Medcom! (Bramcov Stivens Situmeang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id