Rektor Untar periode 2016-2020 dan 2020-2024, Agustinus Purna Irawan. Foto: Untar
Rektor Untar periode 2016-2020 dan 2020-2024, Agustinus Purna Irawan. Foto: Untar

'Leadership' Jadi Kunci Wujudkan Fungsi Kampus Sebagai 'Menara Air'

Citra Larasati • 01 September 2024 18:38
Jakarta:  Menuntaskan amanah setelah dua periode menjadi orang nomor satu di Universitas Tarumanagara (Untar), ternyata meninggalkan cerita yang mengesankan. Hal ini disampaikan Rektor Universitas Tarumanagara periode 2016-2020 dan 2020-2024, Agustinus Purna Irawan.
 
Tampuk kepemimpinan di Universitas Tarumanagara baru saja berganti dari Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.P.U., ASEAN Eng kepada Prof. Dr. Amad Sudiro sebagai rektor Universitas Tarumanagara (Untar) periode 2024-2028.  
 
Bagi Agustinus, menjadi rektor Untar selama dua periode meninggalkan kesan mendalam. Terutama bagaimana ia harus menjalankan peran kepemimpinan secara administratif, juga secara praktis dengan membuat terobosan-terobosan yang implementatif, agar membawa Untar sebagai perguruan tinggi yang tidak menjadi menara gading, melainkan memfungsikan dirinya sebagai menara air bagi masyarakat.

Menjadi menara air

Bagi Agustinus, sebuah perguruan tinggi harus selalu menjadi menara air bagi sekitarnya. Sebab perguruan tinggi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki kemampuan, kepakaran, dan kompetensi.  Perguruan tinggi juga tempat yang memiliki fasilitas dan kelengkapan yang memadai dari sisi keilmuan, praktik, inovasi, hingga kreativitas.

"Nah, itu tentu menjadi hal yang sangat penting karena potensi ini tentu tidak bisa hanya dipakai sendiri," kata Agustinus kepada Medcom.id, Minggu, 1 September 2024.
 
Terlebih lagi, perguruan tinggi akan menjadi tempat formator akhir bagi terciptanya orang-orang yang akan siap masuk dunia profesi, dunia kerja.  Tentunya, kata Agustinus, dengan segala macam keistimewaan yang dimiliki, ,perguruan tinggi juga punya potensi untuk memberikan kontribusi lebih banyak hal lagi bagi masyarakat. 
 
Perguruan tinggi harus dapat berperan menjadi "menara air" yang memberikan harapan, jalan keluar, solusi terhadap persoalan-persoalan yang ada di masyarakat secara akademis dan melalui keilmuan,yang ia miliki.
 
"Tetapi juga dikemas dalam bentuk yang lebih praktis dan sesuai dengan kebutuhan tematik masyarakat. Nah, tentu hal ini menjadi sangat penting untuk bisa diterapkan tidak hanya dalam bentuk teori atau hal-hal yang dapat dipelajari, tapi juga bisa diaplikasikan di tengah kebutuhan masyarakat," terang Agustinus.
 
Selama masa kepemimpinannya sebagai rektor Untar, Agustinus mewujudkan hal-hal tersebut ke dalam berbagai program.  Pertama tentu kegiatan yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat di berbagai bidang, mulai dari kesehatan, perekonomian, kewirausahaan, pelayanan-pelayanan kesehatan.
 
"Itu banyak sekali yang bisa diimplementasikan," ujarnya.
 
Leadership Jadi Kunci Wujudkan Fungsi Kampus Sebagai Menara Air
Rektor Untar periode 2016-2020 dan 2020-2024, Agustinus Purna Irawan. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
 
Kemudian juga bidang-bidang yang menolong perguruan tinggi lain untuk meningkatkan kualitasnya. "Saya harap praktis, kemudian kita sharing-kan, kita dampingi, kita latih. Itu juga bagian-bagian yang penting yang secara operasional bisa dilakukan," terang Agustinus.

Pemimpin dan leadership

Semasa kepemimpinan Agustinus di Untar, ada hal lain juga yang sangat menonjol, yakni kepemimpinan atau leadership yang dimilikinya.  Kepemimpinan Agustinus banyak mendapat pengakuan dari sejumlah pihak melalui sederet penghargaan yang pernah ia terima.
 
Sebut saja, Dosen Terbaik Pertama Tingkat Kopertis Wilayah III DKI Jakarta 2011, Rektor PTS Terbaik Dikti dalam Program Academic Leader Award 2019 and 2023, dan Distinguished Leadership Award IEOM Society 2022.
 
Ketika ditanya tentang bagaimana ia pernah mengantongi sejumlah penghargaan tersebut, Agustinus mengatakan, kepemimpinan yang baik selalu ia upayakan, sebab kemajuan perguruan tinggi atau institusi apapun sangat bergantung pada pemimpinnya.
 
"Kepemimpinan yang kuat akan membuat organisasi itu bergerak. Memang bisa saja pemimpinnya itu kolektif kolegial atau bisa bersama-sama, berganti dan sebagainya. Tetapi kepemimpinan yang kemudian efektif itu adalah memang ada personal yang kemudian bisa menjadi teladan bagi orang lain," ucapnya.
 
Bagi Agustinus pemimpin yang baik adalah yang mampu menggerakkan sekaligus mencari solusi dalam setiap permasalahan.  Kemudian. pemimpin juga harus mampu mengayomi dan selalu mengupayakan jalan keluar di setiap kesulitan yang dihadapi.
 
"Intinya adalah kepemimpin itu mencarikan jalan keluar terhadap permasalahan," terang dia.
 
Tak cukup hanya di situ, berbekal leadership itu pula, sejumlah peningkatan-peningkatan harus dilakukan agar perguruan tinggi pun dapat menjadi lebih maju, berkembang, bermakna, juga berprestasi.
 
"Begitu ya. Jadi ada ukuran-ukuran, target-target secara kelembagaan, tapi juga ada target secara individu. Jadi pemimpin kan juga punya rasa, punya keinginan menghasilkan sesuatu ya di luar target ya. Secara kelembagaan target saja mungkin saja itu tidak dari jiwa. Kalau dari jiwa, dari hati itu kan bisa lebih tinggi lagi. Target sih bisa dilampaui dengan mudah, tapi kalau dengan jiwa bisa bermakna yang lebih luas lagi," paparnya.
 
Bagi Agustinus, selama delapan tahun ia memimpin Untar, tantangan paling utama yang ia hadapi adalah bagaimana menggerakkan sistem. "Sistem ini kan tidak mudah dibangun, kemudian menggerakkan sistem supaya lebih memudahkan orang bisa bekerja ya. Dan memfasilitasi mereka yang memang bisa betul-betul menghasilkan karya itu kan tidak mudah. Nah terobosan 2 ini menjadi penting sekali, supaya tidak monoton, ada jalan seluar, ada target-target baru, ada kebersamaan untuk mencapai target itu," beber Agustinus.
 
Selain itu, kata dia, seorang pemimpin juga harus dapat memberi keteladanan. Artinya ketika orang-orang diberi target, maka si pemimpin itu juga harus mampu melakukan yang sama. 
 
"Tidak ada pandang bulu, tidak ada pilih karya, jadi semua harus bekerja. Termasuk dia, kalau bisa si leader itu justru menghasilkan karya lebih banyak dari pada yang lain. Sehingga dia betul-betul menjadi role model dan menjadi contoh teladan untuk kita maju," terangnya.
 
Namun menurutnya, belum tentu semua orang dapat melakukan tugas-tugas kepemimpinan dengan baik, tenang, sekaligus humanis secara bersamaan. "Jadi karya kita ini kan perlu humanis juga, karena pekerjaan kita dengan tantangan yang berat, kita mengajarkan orang-orang terdiri yang hebat, tapi kita juga harus memanfaatkan sumber daya yang ada.
 
Lanjutnya, bagaimana seorang pemimpin harus mampu mengajak timnya. tidak melulu hanya menerapkan punishment, tapi juga bagaimana mereka jadi penggembiraan.
 
"Nah, kata-kata kuncinya begini, kalau kita mau sukses buat karyawan mu untuk bahagia, nah kalau semua bahagia, mudah-mudahan semua bisa maju," pungkasnya.
 
Baca juga:  BINUS University Tuan Rumah OSN Bidang Informatika ke-23, Ada Beasiswa Bagi Pemenang

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan