Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom., Cand.Merc., Ph.D, Guru Besar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM). DOK UGM
Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom., Cand.Merc., Ph.D, Guru Besar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM). DOK UGM

Selamat! Prof Nurul Indarti Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Perempuan Pertama di Prodi Manajemen FEB UGM

Renatha Swasty • 28 Agustus 2024 23:08
Jakarta: Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom., Cand.Merc., Ph.D dikukuhkan sebagai Guru Besar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM). Pengukuhan ini menjadi pencapaian besar bagi Program Studi Manajemen karena Nurul merupakan guru besar perempuan pertama dari prodi Manajemen dan satu-satunya guru besar aktif dari kalangan perempuan yang ada di FEB UGM setelah sepeninggal Prof Sri Adiningsih.
 
“Bersyukur, saya merasa lega karena ini adalah kewajiban yang tertunda sejak November 2020 jadi saya sudah bisa menyelesaikan kewajiban ini. Ini adalah pertanggungjawaban publik saya atas apa yang saya terima sebagai Guru Besar,” kata Nurul dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 28 Agustus 2024.
 
Nurul dikukuhkan sebagai guru besar di usianya yang menginjak 48 tahun. Dia tak menyangka menjadi perempuan pertama di prodi Manajemen yang berhasil meraih guru besar.

Dia mengaku dimudahkan dalam proses menjadi guru besar berkat dukungan dan motivasi dari keluarga. “Saya merasa banyak dimudahkan dalam banyak situasi terutama karena keluarga sangat mendukung, infrastruktur sosial kekeluargaan saya ini bagus banget untuk mensupport saya berkarier,” ungkap dia.
 
Nurul menyebut dukungan keluarga merupakan sebuah faktor penting dalam usaha seseorang mencapai mimpinya. Apabila seseorang sedang berjuang untuk mencapai cita-cita atau mimpinya, sebaiknya keluarga menjadi kelompok yang paling besar memberikan dukungan moril.
 
Dia berharap ke depan dosen-dosen lain di prodi Manajemen bisa melakukan hal yang sama apalagi dari kalangan perempuan. Menurutnya, capaian ini tidak lepas dari menghargai proses pencarian ilmu dan tidak mudah menyerah dalam berusaha.
 
“Ketika kita berkomitmen untuk bekerja, kita harus mendedikasikan diri kita untuk belajar dan tidak menganggapnya sebagai sebuah beban, sehingga ketika kita melakukan sebuah riset, output yang didapat adalah sesuatu kesukaan kita” kata dia.
 
Nurul menyampaikan pidato pengukuhan berjudul “Melihat Kewirausahaan dari Pinggiran: Perspektif Etnis, Perempuan dan Sosial”. Nurul menekankan kelompok-kelompok etnis tertentu, perempuan, penderita disabilitas, dan juga kelompok terpinggirkan yang lain masih sering mengalami diskriminasi dan kesulitan-kesulitan.
 
Hal ini seringkali membuat kelompok-kelompok ini mengalami kesulitan dalam memulai dan menjalankan usaha mereka. Oleh karena itu, perspektif kewirausahaan pinggiran sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran kewirausahaan perguruan tinggi.
 
“Perspektif Kewirausahaan Pinggiran dapat dimasukkan ke dalam dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran kewirausahaan perguruan tinggi, yang ini akan melengkapi perspektif kewirausahaan yang selama ini cenderung berfokus pada aspek finansial,” kata dia.
 
Baca juga: Teliti Infeksi Virus dalam Penyakit Kanker, Prof. Osman Sianipar Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan