Dia menyebut energi baru terbarukan lebih ramah lingkungan dan akan menjadi sumber daya yang tak pernah habis. Namun, perlu kerja sama dari seluruh pihak agar transisi itu berhasil.
"Ini tidak bisa dilakukan satu dua pihak saja, kementerian dan lembaga saja, ini harus bersama-sama," kata Mego dalam webinar bincang pembangunan BRIN, Senin, 24 Oktober 2022.
Mego mengatakan swasta hingga industri juga perlu berkontribusi. Hal itu agar masa transisi energi bisa lebih cepat berjalan.
"Jadi, ini perlu kita koordinasikan bersama, dalam konteks mendiskusikan upaya ini. Saya rasa juga kelompok masyarakat, kelompok aktivitas riset juga perlu mengembangkan teknologi energi terbarukan ini," tutur dia.
Mego menjelaskan seharusnya Indonesia sudah dapat memulai masa transisi ini. Dia ingin pada 2025 penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia mencapai 23 persen.
"Dan target selanjutnya 31 persen pada 2050. Kita harus lihat potensi Indonesia untuk ini banyak sekali, ada panas bumi, angin, air, arus laut, dan juga nuklir," tutur dia.
Baca juga: Mengenal Sumber Energi Tak Terbarukan: Contoh hingga Manfaat |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News