Aplikasi DesaNesha besutan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB merupakan aplikasi yang bertujuan menghubungkan pakar ITB pada kepala desa, khususnya di daerah tertinggal, terpencil, dan terluar (3T).
“Ribuan kilometer perjalanan kolega-kolega kami ini (membuat) beliau-beliau memahami bahwa desa memiliki sumber daya yang sangat besar, tetapi kawan-kawan kita di desa ataupun di daerah 3T menghadapi tantangan dalam pengelolaannya,” ujar Rektor ITB Reini Wirahadikusumah dikutip dari laman itb.ac.id, Selasa, 27 Desember 2022.
Reini menyebut pengabdian masyarakat ITB harus menjangkau tiga ring. Pertama, masyarakat tetangga, kedua dalam skala nasional, dan ketiga daerah 3T.
Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat LPPM ITB, Deny Willy Junaidy, menjelaskan prioritas pengabdian masyarakat ITB ialah memberdayakan dan memandirikan masyarakat di kawasan 3T.
“Dosen ITB pun dapat menjelajahi permasalahan dan kebutuhan ipteks sains di desa melalui sumber data yang di-input oleh kepala desa di berbagai wilayah di Indonesia,” kata Denny.
Launching Desanesha dilanjutkan dengan pemutaran video mengenai simulasi manfaat aplikasi. Dalam video terlihat Warga desa di kawasan 3T kerap menghadapi masalah dengan kompleksitas lebih tinggi karena jauhnya akses teknologi.
Video juga menampilkan pakar dan dosen di ITB dapat bertindak langsung menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Aplikasi DesaNesha memungkinkan pakar ITB langsung menanggapi permasalahan sehingga dapat melakukan ideasi solusi, penelitian, dan penerapan solusi atas permasalahan desa yang sebelumnya di-input oleh kepala desa tersebut.
Baca juga: Wapres Tak Ingin Ada Desa Sangat Tertinggal pada 2024 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News