Selama ini, Game masih menjadi bagian dari prodi Multimedia dan Jaringan di Polibatam. Prodi ini kemudian memiliki beragam konsentrasi, mulai dari animasi, video, web, hingga game.
"Tahun depan kami mau bikin prodi game sendiri. Kami sudah mengajukan ke kementerian, mudah2an 2-3 bulan lagi dapat informasi. Nanti, spesialisasi game akan kami tarik ke prodi game," kata Dosen Teknik Multimedia dan Jaringan Polibatam, Riwinoto, saat ditemui di sela-sela Pagelaran Vokasi 2023 Project Based Learning Expo, di Polibatam.
Pembukaan prodi ini, kata Riwinoto, mempertimbangkan prospek kerja lulusan yang menguasai kompetensi di bidang gaming yang cerah, tidak hanya di masa kini, namun juga di masa mendatang. Para lulusan, kata Riwinoto, dapat memiliki startup bidang game, atau bisa bekerja di perusahaan game, bahkan juga diserap di industri lain.
"Ini bisa jadi startup bidang game, bisa bekerja di perusahaan game. Atau dia juga bisa menjadi bagian dari sistem lain, misalnya simulasi industri. Simulasi kan serius, game main-main. Basicnya sama. Contohnya ada simulasi pesawat, programnya macam-macam," bebernya.
Di Indonesia, kata Riwinoto, talenta muda Indonesia yang menguasi bidang game masih minim. Hal inilah yang membuat pihaknya meliha kondisi ini sebagai sebuah peluang.
"Masih minim. Alumni kami sudah ada yang bikin perusahaan stratup, sudah dapat pendanaan dari Telkom dan Prancis," terangnya
Bahkan di lingkungan Batam sendiri, banyak industri yang siap menampung lulusan dari lulusan yang memiliki kompetensi di bidang game. Angkanya mencapai 60-70 persen yang terserap di industri.
"Sekarang terserap rata-rata di batam juga lagi baik," ujarnya.

Dosen Teknik Multimedia dan Jaringan Polibatam, Riwinoto. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Di Batam, kata Riwinoto, ada 4-5 perusahaan game yang menjalankan usahanya, bahkan terdapat juga sejumlah komunitas game developer di kota ini. "Kami punya kommunitas game developer. Setiap bulan kami meeting, setiap project kami lempar ke sana," ucap Riwinoto.
Namun layaknya pembukaan sebuah prodi baru, selalu membutuhkan dosen atau pengajar yang tidak hanya cakap secara kompetensi, namun juga cukup dari sisi kuantitas.
"Strategi kami adalah kerja sama untuk meningkatkan kualitas. Jadi, tidak hanya dosen saja yang harus dosen baru. Kami tuh kalau tidak ada tantangan dari luar, kami merasa seperti katak dalam tempurung," bebernya.
Baca juga: Pagelaran Vokasi 2023 Polibatam Pamerkan Karya-Karya Project Based Learning |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News