Data dari AN tersebut dikombinasikan dengan data pendidikan lainnya yang disajikan melalui platform Rapor Pendidikan. Platform ini digunakan untuk membantu satuan pendidikan dan dinas pendidikan dalam mengidentifikasi capaian dan akar masalah, melakukan refleksi, serta merancang strategi pembenahan berdasarkan data.
Rapor Pendidikan 2.0 merupakan metode baru yang revolusioner dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan memperbaiki aspek-aspek penting dalam sistem pendidikan. Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek, Irsyad Zamjani, mengatakan, pengetahuan dan pengalaman mengenai pentingnya identifikasi dalam mengatasi kendala pendidikan yang dihadapi oleh siswa, guru, dan sistem pendidikan secara keseluruhan merupakan langkah awal yang krusial dalam melakukan perbaikan.
“Oleh karena itu pentingnya data dan informasi yang akurat serta penggunaan teknologi canggih dalam proses identifikasi ini," ujarnya dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) yang mengangkat tema "Identifikasi, Refleksi,dan Benahi Kualitas Pembelajaran dengan Rapor Pendidikan 2.0", Sabtu, 17 Juni 2023.
Terkait transformasi digital, Ketua Umum Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Nasional, Ki Saur Panjaitan XIII menuturkan, Rapor Pendidikan 2.0 dapat merujuk pada konsep atau upaya untuk memperbarui atau memodernisasi rapor pendidikan tradisional. “Hal ini melibatkan penggunaan teknologi digital, metrik yang lebih komprehensif, atau pendekatan baru dalam menyajikan informasi yang lebih bermanfaat tentang prestasi dan kemajuan siswa," katanya.
Mudah Digunakan dan Dipahami
Terdapat enam indikator penting dalam Rapor Pendidikan 2.0, yaitu kemampuan literasi, kemampuan numerasi, karakter, sistem keamanan, kebinekaan, dan kualitas pembelajaran akademik. Meskipun berbasis teknologi digital, Rapor Pendidikan 2.0 mudah digunakan dan dipahami.Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala SDN 39 Pontianak, Fatinam. ”Rapor Pendidikan 2.0 sangat membantu dengan fitur-fitur yang mudah dipahami. Penting bagi platform tersebut mudah digunakan oleh semua pihak yang terlibat, baik guru, siswa, maupun orang tua,” tutur Fatinam.
Sementara Kepala SMPN 38 Bandung, Suratman mengatakan, penggunaan platform Rapor Pendidikan 2.0 menjadi sebuah kemajuan positif dalam meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, analisis data, dan komunikasi dalam pendidikan. Rapor Pendidikan 2.0 menambahkan data dalam bentuk grafik untuk memudahkan kepala sekolah dan guru melacak tren, mengidentifikasi area yang perlu perbaikan, dan mengambil tindakan yang tepat guna meningkatkan kualitas pendidikan.
“Dengan tambahan beberapa fitur, pengambilan keputusan menjadi lebih akurat,” ujar Suratman.
Diskusi dalam webinar SMB juga menekankan refleksi sebagai bagian penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Para narasumber berbagi pendapat mengenai bagaimana refleksi yang terarah dan mendalam dapat membantu pendidik dan siswa mengenali kekuatan dan kelemahan mereka.
Refleksi juga berperan dalam mendorong kemajuan dan peningkatan dalam pembelajaran. Selain itu, perbaikan kualitas pembelajaran menjadi fokus utama dalam diskusi ini.
Para narasumber menyoroti pentingnya melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses perbaikan, termasuk siswa, guru, orang tua, dan pengambil kebijakan. Mereka berpendapat, kerja sama yang kuat dan terpadu antara semua pihak diperlukan untuk menciptakan perubahan signifikan dalam sistem pendidikan.
Terobosan Rapor Pendidikan Indonesia 2.0 diluncurkan guna mengoptimalkan pemanfaatan platform. Kemendikbudristek terus melakukan evaluasi dengan melibatkan masukan dan aspirasi dari para pemangku kepentingan.
Evaluasi ini mendorong Kemendikbudristek untuk melakukan penyempurnaan platform Rapor Pendidikan secara berkelanjutan agar satuan pendidikan memperoleh bantuan yang semakin relevan dalam merencanakan pembenahan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Baca juga: Cukup 1 Menit, Sekolah Dapat Baca Seluruh Masalahnya di Rapor Pendidikan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News