Hal itu diketahui lewat unggahan akun Instagram resmi Direktorat Pendidikan Sekolah Dasar, @ditpsd. Unggahan yang kini telah dihapus itu sempat di-screnshoot oleh pengamat pendidikan, Indra Charismiadji.
Dalam tangkapan layar itu, @ditpsd menulis pembiayaan pengadaan buku Kurikulum Merdeka bagi sekolah pelaksana program Sekolah Penggerak wajib menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja bila sekolah adalah penerima bantuan itu. Direktorat juga menulis pemesanan buku Kurikulum Merdeka bagi sekolah penggerak jenjang sekolah dasar melalui platform SIPLah dengan PT Temprina sebagai penyedia buku (JP Books Online).
Adapun bagi sekolah dasar pelaksana Sekolah Penggerak angkatan pertama, buku yang dipesan ialah buku kelas dua dan kelas lima. Selanjutnya, angkatan kedua, buku yang dipesan ialah buku kelas satu dan empat. Pemesanan buku hingga 30 April 2022.
Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyebut hal ini sangat mengganggu. Penawaran buku dengan cara mewajibkan untuk dibeli seolah tanda Kemendikbudristek panik kebijakannya tidak mampu berjalan baik.
"Jadi, saya melihatnya dia membuat kebijakan tapi kok enggak jalan. Jadi, akhirnya panik seperti ini," ujar Ferdiansyah dalam siaran YouTube Vox Populi Institute Indonesia dikutip Selasa, 10 Mei 2022.
Sebelumnya, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, mengungkapkan mulai bermunculan buku pelajaran yang menyematkan Kurikulum Merdeka pada sampulnya. Namun, buku-buku tersebut tak sejalan dengan esensi yang dihadirkan Kemendikbudristek pada Kurikulum Merdeka. Malah, isi di dalamnya masih memuat esensi Kurikulum 2013.
"Jadi, sekarang sudah banyak buku-buku yang dikeluarkan penerbit-penerbit swasta tapi berbeda secara esensi, secara materi dari prinsip Kurikulum Merdeka itu. Hanya covernya dikasih judul Kurikulum Merdeka, isinya masih Kurikulum 2013," kata Satriwan kepada Medcom.id, Kamis, 5 Mei 2022.
Satriwan meminta pemerintah menertibkan buku-buku tersebut. Dia menyebut buku-buku itu mesti ditarik dari peredaran.
"Kalau enggak, waduh ini bisa berbahaya," tegas dia.
Baca: Awas, Beredar Buku Cover Kurikulum Merdeka Berisi Kurikulum 2013
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News