"Belum pernah dengar soal ini," kata Plt. Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam kepada Medcom.id, Jumat 13 Mei 2022.
Menurut Nizam yang juga guru besar di kampus tersebut, pemilihan rektor UGM selalu berjalan demokratis. Begitu juga ketika ia melihat proses pemilihan rektor UGM saat ini, menurutnya panitia pelaksananya pun telah melakukannya dengan baik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pun, calon yang diajukan saat ini, kata Nizam, tak memiliki rekam jejak yang buruk. Penyaringan sudah dilakukan dengan ketat.
"Pilrek di UGM setahu saya selalu berjalan demokratis dan meritokratis. Melihat rekam jejak calon, ada panel dengan seluruh komponen UGM, dan penyaringan tiga besar di Senat UGM melalui penilaian visi misi," ungkap Nizam.
Sebelumnya, Anggota Senat Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi mengatakan isu minta restu dari menteri bahkan partai politik untuk memilih nama tertentu dalam Pilrek UGM sudah tercium. "Memang ada aroma pendekatan transaksional dan minta restu penguasa dan partai," kata Fahmy kepada Medcom.id, Kamis 12 Mei 2022.
Hal ini, kata Fahmy, berpotensi mencederai proses pilrek. Terkait oknum penguasa yang terlibat, Ia tak bisa membeberkannya.
"Sangat sulit untuk membuktikannya, sehingga saya tidak menyebut nama sama sekali," terang dia.
Kecendrungan meminta restu untuk memilih calon saat proses pemilihan Majelis Wali Amanat dinilai tinggi. Terlebih jabatan seperti Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim akan berpengaruh sebesar 35 persen.
Baca juga: Senat Harapkan Pemilihan Rektor UGM Tak Seperti Pilkada
"Apalagi Mendikbudristek memiliki hak suara 35 persen sehingga menjadi rebutan semua calon dengan meminta dukungan penguasa berpengaruh," tutupnya.