Revitalisasi pada 2022 dimulai dengan pembebasan lahan seluas 100 hektare (HA). Mulanya, tanah itu merupakan milik warga. Setelah sosialisasi, warga sepakat menyerahkan tanahnya kepada negara.
Ada empat kegiatan pemugaran pada 2022, yakni Candi Teluk 1, Candi Gedong 1, Candi Parit Duku, dan Candi Koto Mahligai. Kemudian, juga dilakukan penataan lingkungan di zona Candi Gumpung, Candi Tinggi, dan Cadi Telago Rajo.
"Sebelum ditata, zona ini lumayan crowded. Itu jadi tempat pedagang, jadi semacam terminal, sepeda di situ, bentor di situ. Kemudian bangunan-bangunan juga banyak di situ. Bangunan dulu itu membangun tak terkendali tanpa perencanaan. Ada guest house, kantor, dan lain-lain," ungkap Kepala Unit Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatomoko, saat berbincang di Candi Astano KCBN Muaro Jambi, Sabtu, 3 Februari 2024.
Pihaknya lantas menata ulang dengan menghapus bangunan-bangunan yang tak perlu. Hasilnya, kini KCBN Muaro Jambi tertata tapi.
"Pertanyaannya pada waktu itu bagaimana nasib pedagang dan sepeda? Pedagang ini kemudian kita wadahi yang sekarang namanya Paduka atau Pasar Dusun Karet," kata Agus.
Dia menuturkan pedagang di dalam kawasan KCBN Muaro Jambi itu dilatih khusus soal berdagang, pasalnya selama ini mereka memancing ikan di sungai atau berkebun. Mereka bahkan dibawa studi komparasi ke Pasar Papringan di Temanggung.
Mereka ikut berdagang, belajar membuat makanan tradisional tanpa pengawet, peduli lingkungan dengan tidak memakai plastik, dan lainnya. Setelah pulang, mereka mencoba menjual makanan tradisional hingga kerajinan yang menggunakan adat istiadat Muara Jambi.

Kepala Unit Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatomoko. Medcom.id/Renatha Swasty
"Dan ternyata cukup diminati. Jadi, keberadaan Pasar Paduka ini yang dulunya hanya sebagai pelengkap usaha untuk menambah uang dapur atau pelengkap kalau orang ke Muara Jambi, lapar makan di sini. Sekarang menjadi destinasi sendiri. Orang datang ke Paduka ingin menikmati kuliner khas Muara Jambi," beber Agus.
Tak cuma penjual di dalam candi, warga yang tinggal di sekitar KCBN Muaro Jambi juga kecipratan. Agus mengungkapkan terdapat delapan desa di sekitar KCBN Muaro Jambi, yakni Desa Muara Jambi, Kemingking Luar, Dano Lamo, Desa Baru, Kemingking Dalam, Tebat Patah, Dusun Mudo, dan Teluk Jambu.
Warga desa diajak berkreativitas untuk menciptakan destinasi wisata di sekitar mereka atau membuat kerajinan. Salah satunya Nazar yang sudah berdagang sejak belum ada revitalisasi KCBN Muaro Jambi.
Nazar merupakan pedagang Gelang Sebalik Sumpah. Setelah revitalisasi, kini dia juga mengojek, untuk mengantarkan pelancong berkeliling di kawasan KCBN Muaro Jambi yang luasnya mencapai 3.981 hektare (HA).
Sekali mengantarkan penumpang, dia mematok harga Rp10 ribu. Nazar mengaku setelah revitalisasi KCBN Muaro Jambi pendapatannya meningkat bisa mencapai Rp300-Rp400 ribu sehari tergantung ramainya pengunjung.
"Dulu sebelum dibenerin sudah ramai, sekarang tambah ramai," beber Nazar.
Melimpahnya berbagai jenis pohon di dalam KCBN Muaro Jambi, seperti duku, duren, rambutan, coklat, dan karet juga menyumbang pemasukan tak cuma bagi warga tapi juga negara. Agus mengungkapkan beberapa waktu lalu, pohon duku di KCBN Muaro Jambi panen. Hasil panen duku itu berton-ton dan bernilai hingga ratusan juta rupiah.
"Kemarin hasil duku ini kita lelang. Kita lelang kan pesertanya masyarakat. Nah itu dapat uang Rp700 juta kemudian dipotong untuk menjaga macam-macam disetorlah ke negara sekitar Rp600 juta sekian," ungkap Agus.
Agus mengatakan potensi di KCBN Muaro Jambi mesti dikelola dengan baik. Sehingga, bisa menjadi kekuatan ekonomi masyarakat setempat.
"Ini menggerakan ekonomi masyarakat. Karena yang beli juga masyarakat, yang jual masyarakat. Masyarakat diuntungkan," kata Agus.
Baca juga: Merevitalisasi, Menguak Sejarah Besar di KCBN Candi Muaro Jambi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id