Sekolah Pribadi Depok. Foto: Medcom.id/Citra Larasati
Sekolah Pribadi Depok. Foto: Medcom.id/Citra Larasati

Antisipasi Siswa 'Salah Jurusan' Lewat Metode Belajar 'Challenge Mindset'

Citra Larasati • 29 Mei 2024 13:33
Jakarta:  Menghadapi sejumlah tantangan zaman, sekolah berlomba-lomba untuk menerapkan kurikulum maupun program belajar yang dapat meningkatkan kecakapan akademis dan nonakademis siswa.  Salah satunya yang diterapkan Sekolah Pribadi Depok dan Pribadi Premier (Grand Depok City) Depok melalui metode balajar Challenge Mindset.
 
Melalui Challenge Mindset dapat menjadi peta dasar bagi pengembangan minat bakat siswa.  Pengembangan minat bakat inilah yang nantinya menjadi dasar bagi siswa dalam meniti karier di masa depan.
 
Kepala Sekolah Pribadi Premier GCD, Husen Abdillah mengatakan, pemetaan minat bakat di usia sekolah memang belum tentu valid hingga di usia dewasa individu. Pasalnya, di usia-usia tersebut, mereka masih sebatas kesukaan.

"Misalnya, dari peta minat bakat terdeteksi anak itu suka nyanyi, tapi apakah bakat-bakat itu masih valid untuk lima sampai sepuluh tahun mendatang? Itu yang masih jadi tantangan kita sendiri," ungkapnya.
 
Salah satu contoh dari kesalahan dalam membaca minat bakat siswa adalah salah mengambil jurusan perkuliahan. Jika ini terjadi, maka semangat mereka dalam menempuh Pendidikan di perguruan tinggi akan terhambat.
 
"Karena dari data ditemukan, 60-70% siswa mengalami itu salah jurusan. Kalau diulik lebih dalam, karena mereka hanya suka (minat) di awal," imbuhnya.
 
Karena itu, sebelum melakukan pemetaan minat bakat siswa pihaknya menerapkan pola yang disebut dengan challenge mindset. Di mana para siswa diajak untuk benar-benar berpikir dalam menetukan tujuan dari karier mereka.
 
Tidak itu saja, hal ini juga coba dipadankan dengan realitas hari ini serta gambaran perkembangan di masa depan. Dengan demikian, para siswa setidaknya memiliki gambaran karier professional yang akan mereka impikan.
 
"Perlahan kita tanamkan challenge mindset, artinya anak-anak ke depan ingin bermanfaat itu apa. Dari situ kita pegang lebih kuat untuk minat bakat mereka agar sustain untuk masa depannya. Jangan sampai minat bakat mereka ini hanya valid untuk lima tahun ke depan," ungkapnya.
 
Guna memfasilitasi hal itu, salah satu poin penting yang juga harus dipersiapkan adalah memberikan kemampuan kepada para tenaga pendidik dalam mengawal siswa. Hal itulah yang membuat Sekolah Pribadi Depok terus mengembangkan career plan.  
 
Caranya dengan melibatkan para guru ke dalam pelatihan-pelatihan agar mereka termotivasi untuk mengawal anak-anak.  Lebih jauh dirinya mengungkapkan, masih banyak siswa yang memiliki impian dan tergiur untuk bisa berkarier di bidang-bidang tertentu, yang notabene sudah digeluti oleh banyak orang di masa kini.
 
Seperti profesi dokter, engineer, atau di bidang IT. Meski hal itu adalah suatu yang wajar. "Kita buka wawasan mereka ke satu unsur permasalahan di sekitar kita, sebenarnya yang bisa berkolaborasi untuk menyelesaikan itu siapa saja. Jadi challenge itu yang kita tanamkan kepada mereka," ungkapnya.
 
Dengan cara demikian, sambung Husen, pola untuk memetakan minat bakat siswa dilakukan dengan alur yang berkebalikan.
 
"Mereka lihat dulu tantangan di sekitar dan masa depan, kemudian masuk ke diskusi minat bakat mereka. Kalau misalnya dari minat bakat dulu, kadang mereka ke dunia kerja tidak akan stabil," pungkasnya.
 
Baca juga: Tekankan Pentingnya Pendidikan Kesehatan Mental Lewat Konsep 'Wellbeing'

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan