Direktur GTK Madrasah Thobib Al Asyhar. DOK kemenag.go.id
Direktur GTK Madrasah Thobib Al Asyhar. DOK kemenag.go.id

Guru Madrasah Didorong Tingkatkan Kompetensi Hadapi AI dan Daya Kritis Siswa

Renatha Swasty • 26 Agustus 2024 13:19
Jakarta: Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Thobib Al Asyhar, mendorong
GTK madrasah meningkatkan kompetensi digital agar tidak ketinggalan dengan anak didiknya. Ini sekaligus memghadapi tantangan kompleks di era Artificial Intelligence (AI), yakni kompetensi digital dan daya kritis siswa.
 
"Kepala madrasah, guru, dan pengawas madrasah agar terus meningkatkan kompetensi digital di era AI yang terus berkembang. Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang dimiliki, tetapi teruslah meng-upgrade diri agar tidak ketinggalan dengan kemampuan siswanya," kata Thobib di hadapan 300 kepala madrasah, guru, dan pengawas madrasah di kota Palu dikutip dari laman kemenag.go.id, Senin, 26 Agustus 2024.
 
Thobib mengingatkan siswa masa kini sangat kritis. Apabila mereka bertanya, bukan berarti karena mereka tidak tahu. Kadang, pertanyaan disampaikan untuk menguji kemampuan gurunya.

"Sejauh mana gurunya memiliki kualitas. Kalau kita menjawab tanpa ilmu, bisa celaka kan? Karena anak didik kita yang nota bene generasi Z atau alpha sangat akrab dengan dunia digital," ujar dia.
 
Dosen Psikologi Sufistik pada Kajian Timteng dan Islam SGSK Universitas Indonesia ini mendorong untuk jangan pernah berhenti untuk terus berproses menjadi guru pembelajar.
 
"Jangan berhenti untuk terus belajar. Jika guru berhenti untuk berproses maju, maka pendidikan madrasah takan stagnan dan terus ketinggalan," ujar dia.
 
Thobib juga mengajak kepada guru dan tendik madrasah agar menjaga kekhasan madrasah sebagai kawah candradimuka SDM yang mengajarkan ilmu pengetahuan, pembentukan karakter, dan Islamic values. Hal itu disampaikan saat menghadiri ulang tahun ke-8 MAN IC Kota Palu.
 
"Jangan jadikan madrasah seperti sekolah. Biarkan sekolah berkembang sesuai wataknya. Tetapi madrasah harus menjaga keunikan sebagai tempat penggemblengan SDM yang berilmu secara integratif, memiliki skill yang unik, dan berakhlak mulia seperti spirit berdirinya madrasah yang tumbuh dari nilai-nilai kemasjidan dan pondok pesantren", pesan dia.
 
Dalam kesempatan tersebut, Thobib membagikan tiga alat pendukung pembelajaran berupa laptop kepada tiga guru madrasah non ASN yang belum sertifikasi. Ketiga guru tersebut adalah Siti Herawati, guru RA Darul Iman, Kota Palu; Avryana Indradewi, guru MTs Al Khairat Alindau, Donggala, Sulteng; Herdayanti, guru RA Al-Ikhlas Duyu, Kota Palu.
 
Baca juga: Pedoman Kurikulum Terbaru, Kemenag Tuntut Guru Jadi Kreator Pembelajaran

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan