Ilustrasi makan bergizi gratis. DOK
Ilustrasi makan bergizi gratis. DOK

Menu Makan Bergizi Gratis Bisa Mengambil Preferensi Makanan Lokal

Ilham Pratama Putra • 05 November 2024 16:33
Jakarta: Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Andreasta Meliala, menyebut penyesuaian budaya dalam program Makan Bergizi Gratis tak bisa dihindarkan. Pemangku kepentingan mesti mempertimbangkan pangan lokal yang tersedia.
 
"Pendekatan ini harus mempertimbangkan kebiasaan dan preferensi makanan sehari-hari masyarakat setempat," kata Andreasta dalam webinar Makan Bergizi Gratis: Dari Sini Kita Mulai! di siaran YouTube FMB9ID_IKP dikutip Selasa, 5 November 2024.
 
Ia mencontohkan masyarakat di daerah pantai bisa diberikan ikan. Sementara itu, masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan bisa diberikan pola makan berbeda.

"Untuk itu, kita harus buat matriks yang jelas," ujar dia.
 
Andreasta menekankan agar progam ini berjalan efektif, dia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi berbagai pihak dan stakeholder. Hal ini bertujuan agar saat program dilaksanakan, sudah ada skema tepat sehingga dapat menemukan satu model yang bisa diterapkan di berbagai lokasi.
 
"Harus dibedah berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakatnya dan kapasitas sumber daya lokalnya untuk menyuplai bahan makanan sampai dengan kesiapan dapur," ujar Kabiro Pelayanan Kesehatan Terpadu UGM itu.
 
Ia menegaskan pemahaman mendalam tentang konteks sosial budaya masyarakat sangat penting dalam merancang dan melaksanakan program tersebut. Menurutnya, uji coba sangat penting untuk melihat karakter suatu daerah.
 
"Kami lihat basisnya evidence atau bukti. Bukti-bukti ini sudah dihasilkan dan sudah dipraktikkan, dampaknya sudah terlihat," ujar dia.
 
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Dinilai Bisa Jadi Edukasi Pola Hidup Sehat Anak

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan