Rektor ITS, Bambang Pramujati, menyampaikan SINOX-01 merupakan sesuatu yang istimewa. Pasalnya, pameran membuktikan perguruan tinggi mampu menghasilkan berbagai produk inovasi bermutu.
“Akan tetapi, apabila kita hanya menghasilkan produk inovasinya saja, maka produk tersebut akan berhenti di pameran, jurnal, ataupun publikasi lainnya,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Kamis, 21 November 2024.
Bambang menekankan pentingnya keberlangsungan triple helix, yaitu pihak industri, perguruan tinggi, dan pemerintah yang sejalan. “Sebab perguruan tinggi sendiri saja akan kesulitan dalam memproduksi massal hasil inovasinya secara mandiri,” ujar dia.
Dia menuturkan pihak industri dan perguruan tinggi harus saling bergandengan tangan demi keberlanjutan produk-produk inovasi yang telah dibuat oleh para peneliti. Tujuannya agar inovasi-inovasi tersebut dapat dihilirisasi, diproduksi, hingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Bahkan, kolaborasi tersebut dapat berpotensi menjadi salah satu sumber pendapatan bagi perguruan tinggi demi mengurangi ketergantungan terhadap uang kuliah tunggal (UKT). Pemerintah juga perlu terlibat dalam mendukung kolaborasi-kolaborasi yang menguntungkan tersebut.
Baca juga: Hilirisasi Inovasi Perguruan Tinggi dan Industri Masih Perlu Ditingkatkan |
Suksesnya kolaborasi inovasi antara perguruan tinggi dan industri juga akan membantu negara dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor teknologi. “Kita telah memberikan kailnya kepada sivitas akademika, kini peran industri dan pemerintah adalah membuka kolam pancingnya agar kail tersebut dapat bermanfaat,” ucap guru besar Departemen Teknik Mesin ITS ini.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Unair, Bambang Sektiari Lukiswanto, berpandangan kolaborasi merupakan hal yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. “Kalau kita ingin menuju kemandirian ekonomi bangsa melalui produk inovasi dari perguruan tinggi dan mitranya, tentu caranya adalah dengan berkolaborasi,” tutur dia.
Bentuk kolaborasi yang dimaksud tersebut tidak hanya antara perguruan tinggi dengan industri, tetapi juga antar perguruan tinggi. Ia berharap SINOX-01 tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga sebagai ajang berkolaborasi.
“Yang kita harapkan adalah produk-produk inovasi ini mampu terhilirisasi dengan baik dan betul-betul mendukung tercapainya kemandirian ekonomi bangsa,” harap dia.
SINOX yang kali pertama diselenggarakan ini mengangkat tema Hilirisasi Teknologi Energi Terbarukan dan Kesehatan Menuju Kemandirian Ekonomi Bangsa. Kegiatan ini dipandegani oleh ITS melalui Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST) dan Unair lewat Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-64 ITS dan ke-70 Unair.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News