Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat kelemahan. Produk yang dihilirkan masih perlu ditingkatkan.
"Di mana kita masih punya kelemahan untuk meng-upgrade jumlah inovasi dari perguruan tinggi dan industri untuk dihilirkan," kata Sesdirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Tjitjik Sri Tjahjandarie dalam Silaturahmi Merdeka Belajar: Akselerasi Riset dan Inovasi Kampus dengan Dana Padanan - Kedaireka dikutip Jumat, 20 September 2024.
Tantangan berikutnya, belum ada kebijakan di tingkat pemerintah terkait dorongan hilirisasi inovasi. Artinya tak ada keharusan kolaborasi perguruan tinggi dan industri secara regulasi.
"Yang menjadi tantangan terbesar kita selama ini belum ada policy atau kebijakan tingkat pemerintahan yang mengharuskan kolaborasi itu," kata dia.
Padahal, Tjitjik menekankan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri sangat penting. Utamanya dalam menghasilkan inovasi.
"Akhirnya menghadirkan riset-riset menghadirkan inovasi melalui kolaborasi ini menjadi tantangan juga," tutur dia.
Tjitjik menyebut melalui platform Kedaireka, kampus dan industri dapat bertemu membangun kolaborasi menghasilkan inovasi. "Yang tentunya kolaborasi ini sangat relevan untuk kita kampus dan industri bersama-sama menghasilkan produk inovatif yang dapat bermanfaat bagi masyarakat," kata dia.
Dia menuturkan lewat Kedaireka, kampus dan industri bisa saling bertemu dan mencocokkan inovasi yang akan dikerjakan bersama. Kedaireka menjadi ruang kolaborasi kampus dan industri melakukan hilirisasi.
"Sejauh ini memang sudah ratusan produk inovatif hasil kolaborasi lewat Kedaireka ini dihasilkan dan dimanfaatkan masyarakat," jelas dia.
Baca juga: Ratusan Produk Inovatif Lahir dari Kolaborasi Industri dan Perguruan Tinggi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News