"Kalau sementara ini masih tenda darurat. Nantinya akan ada bangunan semi permanen juga, sebelum membangun sekolah yang permanen yang rusak. Jumlah bangunan semi permanennya masih dihitung," jelas Muhadjir usai menghadiri Pidato Kebangsaan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu 12 Agustus 2018.
Untuk penanganan ratusan sekolah yang rusak, Muhadjir mengaku bakal berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR). Kemendikbud pun juga mendata para guru yang terdampak gempa.
"Besok (hari ini) saya ke Lombok. Solusi pembangunan sekolah yang rusak kemungkinan akan ditangani oleh Kementerian PUPR. Sedangkan, Kemendikbud menjamin bagaimana supaya kegiatan belajar siswa tidak terganggu," terang mantan rektor UMM ini.
Muhadjir mengungkapkan telah mengirim puluhan tenda, sebagai ruang kelas darurat untuk anak-anak yang terdampak gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). "Yang pertama kita siapkan tenda darurat, ruang kelas darurat untuk belajar siswa. Sudah kita kirim 64 tenda, dan akan kita tambah lagi kalau masih kurang," kata Muhadjir.
Baca: Rp200 Miliar untuk Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan di Lombok
Mendikbud menambahkan, setidaknya ada 553 sekolah yang rusak di kawasan tersebut. Sehingga, tenda darurat pun dibangun khusus, agar para siswa nyaman saat belajar, serta proses belajar mengajar tetap berjalan.
"Kita usahakan sekolah tetap jalan. Ada trauma healing, ada pembimbingan trauma. Tenda nya bagus karena kita pakai standar UNICEF, bukan tenda tentara. Tendanya itu memang cocok untuk ruang belajar agar anak-anak senang," urainya.
Pengiriman tenda tersebut diakuinya, berdasarkan hasil rapat kabinet terbatas pemerintah. Selain mengirim tenda darurat, Kemendikbud juga mengirimkan bantuan kemanusiaan di bidang pendidikan. Mulai dari school kits, seragam, dan buku pelajaran yang dikirim langsung dari Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News