Nadiem mengaku merasa was-was seperti orang tua pada umumnya ketika melepas anak untuk PTM terbatas di tengah pandemi. Bahkan Ia mengaku tidak bisa tidur karena rasa khawatir tersebut.
"Kita memang takut anak saya terpapar, itu memang membuat saya susah tidur tiap malam," kata Nadiem dalam webinar Hari Inspirasi OASE: Bergerak Bersama Menuju PAUD Berkualitas, Kamis 4 November 2021.
Dia pun memahami jika risiko penularan virus pada anak sangat tinggi. Terlebih untuk anak di jenjang PAUD yang belum bisa mendapat vaksinasi.
Namun akhirnya Nadiem melepas anaknya ke sekolah. Dengan pertimbangan, jika kehilangan kesempatan pembelajaran memiliki dampak yang lebih buruk dan permanen dari pada ancaman jika terkena covid-19.
"Saya tahu setiap kali anak saya datang sekolah mungkin (berpotensi) terpapar, tapi bagi semua yang mengerti kondisi covid-19 sekarang dan mengerti seberapa pentingnya PAUD, saya memilih menerima risiko dan konsekuensi tersebut karena konsekuensi yang satu lagi (tumbuh kembang) bisa lebih parah lagi dan permanen buat saya. Ini saya sampaikan sebagai orang tua," ujarnya.
Baca juga: 60% PAUD Masih PJJ, Nadiem Minta Daerah di PPKM 1-3 Segera PTM Terbatas
Lebih lanjut, dia melihat sendiri terdapat perbedaan siswa yang mengikuti PTM terbatas, dan yang menjalankan PJJ. Menurutnya mereka yang masih PJJ masih belum memiliki percaya diri dan belum bisa berkomunikasi dengan baik.
"Dan saya lihat anak saya juga begitu, setelah mulai PTM mereka menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dalam waktu satu minggu, anak-anak saya perilakunya menjadi berubah. Jadi jauh lebih manis, nurut, bahagia, tidak melawan-melawan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News