"Revolusi Industri 4.0 mengkolaborasikan teknologi siber dan teknologi otomatisasi, yaitu cyber physical systems," kata Ketua Program Pascasarjana Terapan PENS Bima Sena Bayu Dewantara, melalui siaran pers, Selasa, 5 Oktober 2021.
Ia mengatakan, untuk menjawab kebutuhan Revolusi Industri 4.0, dibutuhkan sinergi pendidikan tinggi vokasi bidang teknologi dan industri. Luaran lain yang diharapkan yaitu menghasilkan lulusan yang kompeten, terampil, berkomitmen, dan siap kerja.
Bima mengungkapkan, rencana PENS menjawab kebutuhan ini dengan mempersiapkan pembukaan program studi pascasarjana S3 terapan di bidang Cyber Physical Systems pertama di Indonesia.
Pemaparan ini disampaikan dalam webinar yang digelar PENS dan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dengan tema 'Prospek dan Masa Depan Pendidikan Teknologi di Indonesia pada Era Disrupsi Industri 4.0'. Kegiatan diikuti sebanyak 250 mahasiswa dari kedua kampus tersebut.
Baca: Pertama di Indonesia, PENS Buka Prodi Pascasarjana S3 Terapan Cyber Physical System
Ketua Departemen Teknik Elektro Unhas Dewiani menambahkan, kampus terus menyiapkan lulusan berkualitas yang siap menghadapi perubahan zaman. Unhas memiliki beberapa mata kuliah yang sesuai dengan kebutuhan industri sehingga nanti mahasiswa siap terjun di industri.
"Meskipun teknologi yang digunakan tiap industri mungkin spesifik dan terus berkembang, kami telah memberi dasar yang kuat sehingga mereka bisa beradaptasi," jelas Dewiani.
Sementara itu, Corporate Communication and CSR Manager Trakindo Candy Sihombing mengatakan pendidikan teknologi menjadi salah satu bidang paling terdisrupsi di tengah transformasi dan transisi akibat Revolusi Industri 4.0 yang terjadi secara intensif.
Guna menjawab kebutuhan baru yang muncul di lanskap tenaga kerja global, maka sektor pendidikan tinggi teknologi perlu melakukan berbagai perubahan dan penyesuaian. Hal ini agar anak didik memiliki bekal memadai untuk menghadapi tuntutan industri yang terus berubah.
"Kemajuan teknologi semakin cepat dan terus berkembang. Sayangnya, di saat yang sama kita harus menghadapi situasi pandemi covid-19 yang menghadirkan tantangan
serius bagi dunia pendidikan," jelas Candy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News