“Kamis, 3 November 2022 menjadi capaian bersejarah bagi Mapagama. Cukup membanggakan tim Mapagama bisa terbang dengan paralayang pertama dari atas Puncak Gunung Api Banda," ujar Ketua Umum Mapagama Bayu Nurrohman dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 18 November 2022.
Mapagama memulai ekspedisi pada 25 Oktober sampai 11 November 2022 atau selama 18 hari. Bayu menyebut ekspedisi bukan semata-mata keinginan menorehkan sejarah, tetapi sebagai wujud pengabdian tim Mapagama membantu menggerakkan pariwisata minat khusus di Banda Naira.
“Dalam ekspedisi ini kami memang secara khusus mengangkat penelitian potensi pariwisata paralayang di Gunung Api Banda," ucap dia.
Tim Mapagama juga menggandeng Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) untuk kerja sama dan pengabdian dalam ekspedisi ini. Tim mengidentifikasi burung endemik di sekitar Gunung Api Banda.
“Kita data dan kita melihat signifikansi dampaknya kepada spesies burung di sana, apabila ke depan sering ada aktivitas paralayang di sana," papar Bayu.
Pada ekspedisi ini, Mapagama memberangkatkan empat mahasiswa. Mereka adalah dua pilot (penerbang), Hanggara Tala Surya Sasmita (Fakultas Filsafat) dan Joanna Christie Tan (Fakultas Hukum).
Kemudian, dua peneliti dan support teknis, Yusril Izha Mahendra (Fakultas Ekonomi) dan Azarya Puruhita (Fakultas Kehutanan). Sedangkan, Pustpotdirga TNI-AU memberangkatkan satu pilot, yaitu Serda Rajuu Andika.
Koordinator Tim Ekspedisi dan Penelitian Hanggara Tala mengungkapkan tim Mapagama mengusung tipe ekspedisi hike & fly. Percobaan terbang oleh tim hanya bisa dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pendakian ke puncak gunung.
"Inilah yang menjadi tantangan terbesar yang dihadapi tim. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan, aspek teknis penerbangan, penelitian, dan pendakian agar dapat dijalankan bersamaan," ungkap Hanggara.
Baca juga: Pakar UGM Ungkap Pembuatan Bamboo Dome Tempat Jamuan Makan Siang KTT G20: Ada Moment of Truth |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News