Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Sesditjen), Kemendikbud, Paristiyanti Nurwardani . Foto: Zoom
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Sesditjen), Kemendikbud, Paristiyanti Nurwardani . Foto: Zoom

Survei: MSIB dan Kampus Mengajar Paling Diminati Mahasiswa di MBKM

Citra Larasati • 06 November 2021 20:33
Cibubur:  Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dan Kampus Mengajar menjadi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek yang paling diminati mahasiswa.  Fakta tersebut terungkap dalam survei yang dihimpun oleh Kemendikbudristek beberapa waktu lalu.
 
"Hal itulah yang membuat para peserta mahasiswa program MSIB dan Kampus Mengajar berharap MBKM dilanjutkan," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Paristiyanti Nurwardani saat paparan capaian program MSIB dan Kampus Mengajar, di Cibubur.
 
Agenda paparan tersebut dihadiri dua mahasiswa yang mewakili program MSIB, yaitu Erwan Cerentio dari Program Studi (Prodi) Business Management  Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Dewi Fortuna dari Prodi Statistik Universitas Bina Nusantara. Sedangkan dua mahasiswi mewakili peserta Kampus Mengajar, yakni Refa Tri Ustati dari  Universitas Indaprasta PGRI dan Ratu Adis Elviana dari Universitas Djuanda Bogor.

Baca juga:  50 Mahasiswa dan Lulusan Vokasi Dapat Kesempatan Magang di Hungaria
 
Dalam pertemuan tersebut, Erwan membeberkan manfaat yang ia dapatkan saat menjalani MSI.  Menurutnya, program ini telah memberikan ruang kepada mahasiswa untuk bereksperimen tentang minat dan keahlian yang sebenarnya telah mereka miliki. "Kita bisa mendalami lebih jauh untuk kita mau belajar, dimana kita mencapai mimpi. Ini adalah program luar biasa dan akan sangat dibutuhkan di masa depan," ujar Erwan.
 
Erwan yang juga wirausaha di bidang wedding organizer ini berharap MSIB dapat membantu revolusi industri agar Indonesia bisa mengakselerasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi. Sekaligus menyiapkan SDM untuk mencapai sesuatu yang luar biasa.
 
Hal senada disampaikan Dewi Fortuna.  Mahasiswi yang bercita-cita menjadi data saintis ini ingin menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk memperbaiki persoalan data yang menrutunya sangat berantakan di Indonesia.
 
Baca juga:  Kemendikbudristek Dorong Kampus Vokasi Buka Kelas Internasional
 
Tidak terkecuali data-data yang ada di program MSIB dan MBKM pada umumnya.  Dewi menceritakan pengalamannya yang sempat mendapatkan penolakan hingga 20 kali saat mencoba melamar magang di perusahaan.
 
Namun berkat usahanya yang keras, gigih dan pantang menyerah, Dewi akhirnya kini mendapatkan kesempatan magang di Traveloka.
 
Pengalaman yang serupa juga sempat dialami Refa Tri Ustati yang kini ditempatkan di SDN Tajur 06 Bogor.  Dalam program ini, Refa mengaku dapat berkolaborasi dengan guru-guru yang bertugas di sekolah tersebut. 
 
Refa dan Ratu menemukan hal-hal menarik saat menyelesaikan tugas magangnya di dua sekolah yang berbeda.  Salah satunya adalah persoalan masih tidak optimalnya ilmu yang diserap siswa selama pandemi.
 
"Intinya para siswa sangat membutuhkan kehadiran kita, mengingat saat ini masih era belajar daring dan tatap muka.  Kami berharap program Kampung Mengajar dapat dilanjutkan bahkan dikembangkan lebih baik lagi," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan