Muhammad Rakha Dizionario, mahasiswa tingkat akhir termuda di ITB. DOK ITB
Muhammad Rakha Dizionario, mahasiswa tingkat akhir termuda di ITB. DOK ITB

Kenalan dengan Rakha, Mahasiswa Tingkat Akhir Termuda di ITB Berusia 19 Tahun

Renatha Swasty • 25 Maret 2024 11:36
Jakarta: Muhammad Rakha Dizionario tercatat menjadi mahasiswa tingkat akhir termuda Institut Teknologi Bandung (ITB) di usia 19 tahun. Mahasiswa Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Angkatan 2020 ini mengikuti tiga kali program akselarasi.
 
Rakha mengikuti program akselerasi saat SD, SMP, dan SMA dengan mempercepat waktu belajar masing-masing selama satu tahun. Saat SD dan SMP, Rakha mengikuti program akselerasi didorong oleh keinginan orang tua.
 
Namun, saat SMA, Rakha berinisiatif tetap terlibat dalam program akselerasi. Sebab, dia merasa sudah memiliki tanggung jawab pribadi terhadap pilihan tersebut.

Saat menjalani program akselerasi di SD dan SMP, Rakha merasa tidak ada masalah. Namun, saat SMA, dia tidak bisa aktif dalam organisasi dan ekstrakurikuler karena jadwal belajar cukup padat.
 
Untungnya, Rakha memiliki teman-teman dan lingkungan suportif. Sehingga, dapat menjalani pendidikannya dengan lancar.
 
Rakha berhasil masuk ITB yang menjadi kampus impiannya melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Rakha sempat kesulitan bersosialisasi saat memasuki Tahap Persiapan Bersama (TPB).  
 
Dia merasa minder dengan usianya yang jauh lebih muda ketimbang teman-temannya. Namun, setelah memasuki jurusan dan himpunan, dia sudah mulai bisa bersosialisasi dan memiliki banyak teman karena tidak ada senioritas.
 
Rakha juga aktif mengikuti Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika “TERRA” ITB. Hal ini sekaligus menjadi pengalaman baru baginya, sebab saat SMA tidak aktif dalam berorganisasi.
 
Rakha menjadi lebih berkembang dan menguasai banyak soft skill dengan menjadi ketua wisuda, tim kaderisasi, dan supervisi bidang pengembangan. 
 
“Dengan gua mengikuti hal kayak begitu, itu ngembangin diri gua banget, gua enggak nyeselnya di situ, gua ikutin wadah itu dan itu menurut gua menjadi pengalaman yang enggak bisa dilupain dan mengubah hidup gua,” tutur Rakha dikutip dari laman itb.ac.id, Senin, 25 Maret 2024.
 
Setelah menjalani perkuliahan di Program Studi Teknik Geofisika selama beberapa tahun, Rakha menyadari dirinya memiliki minat di bidang pertambangan. Dia memutuskan melanjutkan S2 Rekayasa Pertambangan ITB.
 
Dengan mengikuti program fast track, Rakha bisa menyelesaikan S2 lebih cepat karena sudah mulai mengambil beberapa mata kuliah S2 dari semester 7 dan 8. Hal tersebut membuatnya juga dapat menyelesaikan S2 di usianya yang baru 20 tahun.
 
Dia membagikan tips dan trik kepada sesama mahasiswa akselarasi serta yang berniat mengikuti program fast track pada prodi yang akan dipilih.
 
"Untuk akselarasi, menurut saya buat dulu tujuannya mau seperti gimana. Kalau bisa se-visioner mungkin. Kemudian dari sana apakah perlu aksel atau tidak," ucapnya.
 
"Untuk fast track bisa menentukan dulu mau kerja atau S2 dulu. Menurut saya kalau mau S2 dulu, khususnya prodi Pertambangan, bisa memahami aspek pertambangan lebih dalam lagi," pesan Rakha.
 
Baca juga: Bukan Judul Sinetron, Anak Penjual Bubur Ayam Ini Lulus Cum Laude di ITB

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan