Mahasiswa S-1 Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu mengungkapkan melakukan banyak hal untuk mewujudkan mimpinya. Dia mengambil tes kelas unggulan di prodinya yang merupakan perjuangan awal mengenal program-program internasional seperti IISMA.
Setelah memilih dan memilah, Wahyu mendaftar IISMA. Dia juga mengikuti bimbingan di Kantor Urusan Internasional (KUI) Unesa atau OIA untuk bisa menembus IISMA.
Dia mendapat bimbingan dari mentor untuk membuat esai. Wahyu menyebut membuat esai bukan hal mudah, terlebih anak Matematika yang tak pandai merangkai kata-kata.
"Benar-benar tidak gampang, ya mungkin agak kaku awalnya, tapi jadi sudah biasa karena udah revisi sampai empat kali," ungkap mahasiswa yang hobi budi daya tanaman itu dikutip dari laman unesa.ac.id, Senin, 13 Mei 2024.
Keseriusannya mengikuti IISMA membuatnya sampai bermimpi tentang program internasional tersebut. "Saya sempat mimpi enggak lolos. Saya cek terus tuh website pengumuman. Pas saya cek, saya diam, kaget, ternyata saya lolos," kenang Wahyu.
Dalam program ini, mahasiswa semester empat itu memilih Kanada, Amerika Serikat, dan New Zealand. Alasannya karena ketiga negara tersebut mempunyai pendidikan yang maju.
Dia juga sudah mendiskusikan dengan teman-temannya yang tinggal di ketiga negara tersebut. "Pengin tahu gimana sih rasanya tinggal di negara maju, tentang budaya belajar mereka misalnya," ucap dia.
Di kampus tujuannya, Wahyu mengambil kelas tentang pengetahuan sains. Selain itu, dia juga sudah memikirkan dan menuliskan yang akan dia lakukan di sana, termasuk menjalin relasi sebanyak-banyaknya.
Wahyu mengaku sudah mendaftar organisasi mahasiswa di asrama kampus, bergabung dalam klub renang, dan masih mencari oraganisasi lain yang dia rasa akan membawa pengalaman berharga untuknya.
Setelah kembali dari New Zealand, dia ingin menerapkan ilmu yang didapat untuk dikembangkan di organisasi eco-campus FMIPA yang diikutinya. Wahyu akan mengambil sebanyak-banyaknya pengalaman baik itu di bidang akademik atau non-akademik agar bisa bermanfaat untuk dirinya, almamater, dan masyarakat.
Wahyu berpesan kepada mahasiswa yang berjuang untuk IISMA untuk jangan pernah minder meski itu normal. Minder itu boleh, asalkan bisa mengontrolnya. Namun, dia mewanti-wanti agar jangan sampai energi negatif dari minder membuat langkah terhenti.
"Kenapa mundur kalau belum tahu hasilnya? Jangan menyerah, kalau kita enggak mencoba ketika ada kesempatan, kapan lagi," pesan dia.
Baca juga: Ini Benefit, Timeline, hingga Syarat Lengkap Pendaftaran IISMA-E |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News