Karena itulah kampus menjadi bagian penting dalam proses perubahan dan peradaban sebuah bangsa. Serupa katalis, kampus adalah zat yang mempercepat suatu reaksi untuk perubahan dan perdaban bangsa.
"Bahwa kampus-kampus ini punya potensi untuk berkontribusi," ujar Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendiktisaintek, Muhammad Najib dalam acara Journalist Bootcamp Dikti 2025 di Bogor, Sabtu 6 Desember 2025.
Kemendiktisaintek pun sudah mengusung Kampus Berdampak yang memayungi berbagai program untuk membuat kampus memiliki makna di masyarakat. Kampus didorong untuk mampu menyelesaikan berbagai persoalan nyata.
"Membantu kepala daerah, pemerintah daerah. Misal ada problem stunting, gizi buruk. Nah di situ ada kampus, kampus kesehatan, gizi dia bisa membantum" ungkap Najib.
Polinela Buktikan Kampus Berdampak
Politeknik Negeri Lampung (Polinela) merupakan salah satu kampus penerima manfaat program Katalisator Kemitraan Berdikari. Program ini salah satu program unggulan dari kebijakan Kampus Berdampak.Membuktikan dampaknya di masyarkat, Polinela memecahkan masalah dan pengembangan teknologi pertanian. Polinela menghadirkan Smart Precision Farming.
Melalui Smart Precision Farming itu Polinela melakukan riset dan pengembangan terhadap pengolahan produk cabe di lahan Gapoktan Sumber Katon, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung Selatan. Dengan sistem smart farming yang dibangun terjadi peningkatan panen cabe di masyarakat.
"Kebetulan kalau kita bandingkan di lahan seperempat hektare itu hanya mencapai 1 ton. Nah dengan Smart Farming ini kita bisa mencapai 2 ton," ungkap Wakil Direktur 4 Bidang Kerjasama Polinela, Eko Win Kenali di Polinela, Jumat 26 September 2025.
Tak cuma meningkatkan hasil panen, Polinela kata dia juga melakukan pendampigan teknologi kepada petani. Termasuk membantu masyarakat untuk melakukan pemasaran.
"Jadi artinya petaninya agak tenang kalau untuk urusan penjualan. Dan kita melakukan pendampingan ni agar fokus ke teknologi pengolahan hasil pangan," jelas Eko.
Eko menambahkan jika program ini benar-benar berjalan sesuai nama dan tujuannya. Dosen, peneliti, industri, pemerintah, mahasiswa dan masyarakat semua terlibat dalam pengembangan riset yang dilakukan.
"Secara nyata program ini mendukung pengembangan wilayah, jadi tidak hanya program buat kampus tapi untuk semua,"tutur dia.
Katalisator Kemitraan Berdikari di Ratusan Kampus
Adapun program katalisator kemitraan berdikari ini sedang berjalan di 100 lebih kampus. Dengan jumlah 100 proposal."Saat ini ada 100 proposal riset yang satu judul proposal itu bisa dikerjakan lebih dari satu kampus, jadi mereka (kampus) membentuk kelompok konsorsium. Artinya itu mungkin dijalankan bisa lebih dari 100 kampus," kata Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Kemendiktisaintek, Yudi Darma.
Salah satu kampus yang turut dalam program ini adalah Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Polinela sendiri menjalankan 4 riset terapan sekaligus.
Mulai dari peningkatan produksi dan kualitas pisang di Lampung, implementasi smart precision farming, pengembangan manajemen gulma ramah lingkungan dengan bioherbisida. Hingga peningkatan nilai tambah ekonomi petani kopi robusta.
"Nah jadi ini bukti kalau polinila ini punya kemampuan gitu untuk mengidentifikasi dan merumuskan isu-isu yang menarik gitu ya yang ada di sekitar lampung untuk mereka selesaikan," lanjut Yudi.
Lebih lanjut, Yudi menjelaskan dalam program katalisator ini, terdapat dua skema yang tersedia. Diantaranya skema Emas (Ekonomi Mandiri dan Sejahtera) serta skema Berlian (Berdaya saing, efektif dan berkelanjutan).
Polinela sendiri menjalankan skema emas di semua judul proposal yang dikerjakan. Dimana riset yang dilakukan berfokus pada pengembangan produk tepat guna demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyelesaikan masalah lokal dan meningkatkan nilai jual komoditas unggulan daerang.
Adapun total anggaran yang dikucurkan untuk program ini sebesar Rp 4 miliar. Dengan rata-rata untuk satu judul skema emas berkisar Rp 300-500 juta dan skema berlian Rp 750 juta.
"Nah pada periode ini skema Emas ini ada 89 proposal dan yang berlian ada 11 judul proposal," ungkap Yudi.
Apa yang dilakukan Polinela, dan kampus lainnya dalam program ini, secara tak langsung menjadi sebuah jaringan yang terkoneksi. Karena di dalamnya ada kampus, daerah, pemerintah pusat yang turut andil bersama memberikan dampak nyata ke masyarakat.
Lebih jauh, Direktorat Kelembagaan pun telah merancang agar Kampus Berdampak jauh lebih kuat. Terdapat pengembangan, penataan, penguatan, penilaian dan pengendalian bagi kampus.
Tak hanya itu dikembangkan juga berbagai program untuk kualifikasi dan kompetensi dosen dan tenaga pendidik. Termasuk sarana prasarana, karir dosen dan tendik.
"Nah ini kita ingin bahwa pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat itu sejajar, ini yang kita ingin bangun," tutup Najib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News