Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

UN Dihapus Bikin Kampus di Belanda Tak Langsung Terima Lulusa SMA, Kemendikbudristek: Perlu Komunikasi

Ilham Pratama Putra • 26 September 2024 10:33
Jakarta: Universitas di Belanda tidak bisa lagi langsung menerima lulusan SMA di Indonesia setelah Ujian Nasional (UN) dihapus. Ini lantaran jenjang pendidikannya dianggap tak lagi setara.
 
Salah satunya, University of Twente yang memberlakukan persyaratan baru atas penerimaan mahasiswa dari Indonesia. Dalam situs resminya, University of Twente menulis sejak 2020, Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional tidak ada lagi.
 
Sehingga, siswa yang lulus sejak tahun 2020 dengan ijazah pendidikan menengah dari Indonesia tidak dapat diterima secara langsung karena jenjangnya tidak setara dengan pendidikan pra-universitas Belanda (disebut 'VWO' dalam bahasa Belanda).

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, membenarkan hal yang terjadi di University of Twente. Lulusan SMA Indonesia yang mau berkuliah di University of Twente harus mengikuti pra kuliah atau gymnasium salama satu tahun.
 
Nino, sapaan karib Anindito Aditomo, mengatakan University of Twente belum tersosialisasikan perihal Kurikulum Merdeka. Sehingga, diperlukan penyetaraan di kampus tersebut.
 
"Perlu komunikasi dan penjelasan ke masing-masing universitas," kata Nino kepada Medcom.id, Kamis, 26 September 2024.
 
Ia meyakini ketika University of Twente atau kampus lainnya di luar negeri memahami Kurikulum Merdeka, akan menganggap lulusan Indonesia tak perlu penyetaraan. Nino yakin standar kurikulum Indonesia akan setara dengan sejumlah negara.
 
"Standar kurikulummya bakal setara. Tapi pencapaian tiap murid kan bervariasi. Karena itu tiap universitas punya kebijakan sendiri, batas nilai berapa yang diterima dan apakah perlu dilengkapi hasil tes terstandar," jelas Nino.
 
Dia mencontohkan University of Melbourne, Australia yang telah mengakui pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka di kelas 11 dan 12. Kampus tersebut telah melakukan kajian terhadap capaian pembelajaran di Indonesia.
 
"Mereka menyimpulkan bahwa capaian tersebut setara dengan capaian di kurikulum Australia," ungkap dia.
 
Sehingga, lulusan SMA di Indonesia tak perlu lagi mengikuti persiapan pra kuliah bila ingin berkuliah di University of Melbourne. Beda halnya dengan sejumlah universitas misalnya, di Belanda dan Jerman yang mengharuskan lulusan Indonesia mengikuti persiapan kuliah selama satu tahun.
 
"Sehingga murid lulusan Kurikulum Merdeka tidak harus mengikuti persiapan pra-kuliah lagi," tutur dia.
 
Nino membantah lulusan SMA di Indonesia tak bisa langsung diterima studi di Belanda dan Jerman karena dihapusnya UN. Dia mengatakan baik di Indonesia maupun luar negeri tak pernah menjadikan UN sebagai alat seleksi masuk perguruan tinggi.
 
"Jadi, Ujian Nasional bukan faktor penentu penerimaan murid lulusan Indonesia di perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri," ujar Nino.
 
Baca juga: Kemendikbudristek Bantah Penghapusan UN Biang Kerok Lulusan SMA Tak Bisa Langsung Kuliah di Luar Negeri

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan