"Yang hanya di tes untuk murid dari asesmen nasional itu adalah numerasi dan literasi. Jadi tidak bisa dibimbelkan," kata Mendikbud Nadiem Makarim dalam live instagram akunnya, Jum'at 11 Desember 2020.
Nadiem justru heran ketika muncul lembaga yang menawarkan bimbel untuk AN. Bahkan, kata Nadiem, pelajar yang ikut bimbel AN hanya membuang uang.
"Itu enggak ada gunanya. Itu buang-buang uang. Karena tidak ada dampak kepada kelulusan. Tidak ada dampak kepada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) atau masuk sekolah negeri, tidak ada dampak kepada angka dia, rapor. Tidak ada sama sekali," tegas Nadiem.
Menurut Nadiem, yang dilihat dari AN justru tingkat kemampuan sekolah. AN, kata dia, menyasar pada pemetaan kualitas sekolah.
"Bagaimana sekolah mampu menciptakan ekosistem pembelajaran yang baik untuk para siswanya. Jadi sangat holistik dan tidak perlu bimbel untuk lolos di sana," tutup dia.
Baca: Big Data Hingga AI Jadi Masa Depan Pendidikan Pascapandemi
Sebelumnya sempat beredar buku kiat lulus AN. Kiat yang berisikan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) itu dijual lewat komite sekolah.
"Saya miris betul baru saja tadi pagi ada salah satu komite sekolah anak-anak dianjurkan untuk try out AKM, ini hambatan kita di lapangan. Ada buku sukses AKM," kata Kepala Bidang SMP dan SMA Disdik DKI Jakarta Muhamad Husin, dalam Webinar Youtube Pendidikan VOX Point, Minggu 25 Oktober 2020.
Dia menduga bahwa buku prediksi AKM ini beredar di sekolah-sekolah favorit. Hal ini diyakini untuk menjaga nama baik sekolah.
"Saya enggak tahu laku atau enggak, tapi banyak yang sudah ditawarkan ke sekolah, mungkin sekolah favorit kali ya, mereka masih menganggap AN ini pengganti UN untuk masuk ke jenjang berikutnya, padahal tidak," kata Husin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News