“Saya sampaikan ikut berbelasungkawa atas kejadian ini. Sangat tragis karena sebetulnya tidak perlu terjadi kalau pembangunan rehabilitasi gedung sekolah ini dilakukan dengan baik,” kata Muhadjir di siaran pers yang diterima Medcom.id, Minggu 10 November 2019.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengaku, akan menyerahkan kasus ini untuk ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian. Ia akan terus berkoordinasi dengan kementerian terkait, agar proses rehabilitasi sekolah baik fisik dan nonfisik segera dilakukan.
“Akan segera dibangun sekolah darurat dan Pak Walikota sudah bersedia menyediakan lahannya. Saya juga sudah menelpon Menteri PUPR untuk membangun sekolah darurat yang kualitasnya sama dengan sekolah darurat bencana yang kualitasnya cukup bagus dan nyaman untuk anak-anak. Semoga tidak lebih dari tiga bulan sekolah darurat ini sudah jadi,” papar Muhadjir.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini menyebutkan, usia sekolah ini tergolong muda. Ia mempertanyakan kenapa sekolah ini bisa roboh padahal sudah dilakukan rehabilitasi.
“Menurut keterangan walikota, sekolah ini menggunakan dana bantuan rehabilitasi sekolah yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang sifatnya swakelola di tahun 2012. Jadi, mestinya bangunan yang sudah direhabilitasi ini masih baik, apalagi usianya di bawah 10 tahun,” ujar Muhadjir.
Ia menuturkan, keberlanjutan proses belajar mengajar siswa ke depan harus diutamakan. Ke depan peristiwa serupa tidak boleh terulang kembali.
Muhadjir juga meminta pembangunan gedung sekolah dengan sistem swakelola didampingi oleh Tim Pendamping yang bisa berasal dari SMK jurusan konstruksi atau kampus yang memiliki jurusan teknik bangunan yang sudah terakreditasi.
“Semuanya harus sesuai standar kelayakan dan adanya pendampingan itu tadi,” jelasnya.
Kunjungan Menko PMK, Muhadjir ke UPT SDN Gentong ini dibarengi dengan kunjungan ke rumah duka dari dua korban meninggal dunia peristiwa ambruknya atap empat gedung kelas ini. Yaitu siswa kelas 2 bernama Risa Almira dan Guru Tidak Tetap, Sevina Arsy Wijaya. Kepada keluarga korban, Menko PMK menyerahkan bantuan berupa uang duka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News