"Buku yang dihasilkan harus memenuhi empat persyaratan utama. Pertama memenuhi persyaratan isi, kedua bahasa, ketiga penyajiannya, keempat kegrafikaan," kata Dadang di Gedung Pusat Perbukuan, Jakarta Pusat, Kamis 25 Juli 2019.
Ia juga menambahkan, dalam buku yang nantinya diterbitkan setelah melalui penilaian harus bebas dari kekerasan, pornografi. Selain itu juga tidak bias. "Jangan bias gender. Jadi buku memang harus layak diberikan ke masyarakat, terutama anak-anak peserta didik, dari SD, SMP SMA," sebut Dadang.
Dalam periode keempat ini sebanyak 426 judul buku nonteks pelajaran dinilai oleh 75 orang, terdiri dari guru dan dosen berbagai bidang keilmuan. Kepada penilai, Dadang mengingatkan, untuk betul-betul menerapkan empat persyaratan utama tersebut.
Baca: Sekolah Anak Indonesia di Malaysia Kesulitan Buku Pelajaran
"Mohon keempat hal diperhatikan saatnya mengeluarkan kemampuan untuk mengatakan buku layak atau tidak, Karena penilaian penting, dasar validasi di SK (Surat Keputusan) kan. (Menjadi) Rujukan masyarakat di lapangan," paparnya.
Nantinya, sebut Dadang, sekolah akan mendapatkan rekomendasi buku-buku nonteks pelajaran yang sudah sudah diterbitkan dan lolos penilaian. Sekolah, kata Dadang, bisa membeli sesuai kebutuhan.
"Untuk perpustakaan sekolah bisa. Buku ini menjadi pilihan dan jadi pendampingan. Jadi nanti kita mengeluarkan daftar. Yang lolos mana yang layak mana nanti sekolah bisa membeli buku ini. Buku yang sudah layak disampaikan ke anak-anak kita," pungkasnya.
Lihat Video:
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
