Devy menjelaskan teknologi radar phased array konvensional yang dipakai selama ini mempunyai kekurangan. Yaitu hanya mampu memancarkan sinyal ke arah tertentu.
“Namun, ketika ingin memperbesar jangkauan, radar menjadi kurang mampu untuk membedakan dari arah mana sinyal itu yang diterima oleh beam,” papar Devy dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Juli 2022.
Devy berfokus mengatasi permasalahan radar dalam spesifikasi arah datang sinyal dan jangkauan yang sempit melalui disertasi berjudul Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) Multiple-input Multiple-output (MIMO) Radar with Circulating Codes (CC). Penelitian ini telah menerima paten pada Maret 2022 dengan judul Sistem Radar Jarak Jauh dengan Sorot Jamak Serentak Menggunakan Teknik CC-OFDM MIMO.
Devy memanfaatkan sinyal OFDM yang kerap kali digunakan dalam bidang komunikasi untuk diterapkan dalam teknologi radar yang ia kembangkan. Sinyal OFDM akan digabungkan dengan CC MIMO yang dapat menghasilkan beam yang mengarah ke sudut tertentu dengan memberikan beda fase pada elemen yang memancarkan sinyal.
“Setiap sinyal OFDM akan dikodekan dengan kode tertentu, sehingga ketika sinyal ditangkap kembali oleh penerima sinyal dapat diketahui dari arah beam mana sinyal tersebut berasal,” jelas dia.
Penambahan fitur OFDM pada CC MIMO radar ini memungkinkan untuk membuat 63 beam guna dipancarkan serentak. Hal tersebut yang membedakan dengan radar phased array konvensional yang hanya memancarkan sinyal ke satu arah tertentu.
“Sehingga ketika radar konvensional digunakan untuk mendeteksi benda yang berada di lain arah, maka perlu adanya rotor untuk memutar radar tersebut,” papar dia.
Devy menyebut untuk mengubah arah pancaran sinyal dari radar tanpa menggunakan rotor, maka beda fase dari setiap pemancar sinyal harus dimodifikasi. Saat ini, untuk mengubah beda fase, radar menggunakan komponen phase shifter.
“Namun komponen phase shifter ini sangatlah mahal,” kata alumnus Hochschule Darmstadt, Jerman ini.
Devy meyakini keunggulan lain dari radar rancangannya adalah dapat mengeliminasi penggunaan phase shifter yang mahal. Hal ini disebabkan beda fase yang diperlukan untuk memutar arah pancaran sinyal dapat diperoleh dari sinyal OFDM.
“Dengan begitu, harga radar yang menggunakan teknik CC-OFDM MIMO ini menjadi lebih murah,” tutur Devy.
Dengan keunggulan-keunggulan yang ditawarkan oleh penelitiannya tersebut, Devy berhasil dinyatakan lulus sebagai doktor Teknik Elektro. Devy berharap penelitiannya ini dapat lanjut dalam tahap prototyping dan komersialisasi.
“Dengan begitu, Indonesia mampu memproduksi radar berteknologi OFDM ini dengan biaya murah,” kata Devy.
Baca juga: ITS Ciptakan Air Purifier Berbasis Nano-Copper untuk Rumah Sakit |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News