"Kami adalah salah satu Perpusnas di dunia yang mengajukan paradigma perubahan perpustakaan ke UNESCO di era gempuran disrupsi informasi," tutur Syarif dalam Rapat Komisi X DPR RI dikutip Kamis, 16 Februari 2023.
Syarif menjelaskan di era ini perpustakaan harus membagi diri dalam beberapa dimensi. Ada porsi-porsi yang mesti dikenali perpustakaan.
"Di mana 10 persen kami alokasikan untuk sumber daya perpustakaan untuk management of collection, teori ilmu perpustakaan yang berkembang di abad 18," jelas dia.
Kemudian, 20 persen untuk teori ilmu perpustakaan yang tumbuh pesat pada abad ke-19. Sisanya, perpustakaan lebih berperan kepada masyarakat.
"Sebesar 70 persen itu untuk bagaimana perpustakaan mencapai masyarakat, ada transfer of knowladge, serta ilmu perpustakaan menjadi sangat relevan untuk saat ini," ujar dia.
Baca juga: Kepala Perpusnas: Jangan Sampai Perpustakaan Jadi Menara Gading |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News