Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna mengatakan, sebanyak 50 persen mahasiswa baru akan diambil dari di jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan sisanya sebanyak 20 persen akan diperoleh dari Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Besuki Raya (SBMPTBR) yang merupakan ujian mandiri Universitas Jember.
“Tahun ini komposisinya tidak berubah, masih sama dengan tahun 2021 lalu. Namun dengan jumlah mahasiswa baru sebanyak 2.372 dari jalur SNMPTN membuat kami termasuk PTN yang menyediakan alokasi cukup besar di jalur tanpa tes dibandingkan dengan PTN lain. Jadi bagi siswa-siswi yang eligible, manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya,” jelas Iwan, dalam Open House Universitas Jember, Selasa, 22 Februari 2022.
Tahun lalu, Universitas Jember bertengger di posisi ke delapan sebagai PTN di Indonesia yang paling banyak menerima mahasiswa baru dari jalur SNMPTN. Kegiatan open house Universitas Jember memberikan kesempatan bagi siswa, guru dan orang tua untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai jalur SNMPTN dan tentang Universitas Jember.
Wakil Rektor I bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Slamin dalam paparanya mengingatkan peserta agar selalu membiasakan membaca terlebih dahulu pedoman pendaftaran SNMPTN sesuai yang ada di laman ltmpt.ac.id. Hal ini agar terhindar dari kesalahan mengisi laman pendaftaran.
Guru besar teori Graph di Fakultas Ilmu Komputer Unej ini juga memberikan tips agar peluang diterima di PTN semakin besar. Pertama, agar memilih program studi sesuai dengan cita-cita dan passion.
Ia juga mengimbau, agar jangan lupa melihat kemampuan diri pendaftar, baik kemampuan akademis maupun kesiapan finansial. Setelah itu cari data terkait program studi yang dituju, termasuk kondisi persaingan yang ada melalui laman LTMPT dan laman PTN yang dituju.
Untuk daya tampung program studi di Universitas Jember beserta persyaratannya sudah diunggah di laman unej.ac.id. "Sebagai contoh tahun lalu peminat di Fakultas Kedokteran Universitas Jember mencapai 1.014 peserta namun yang diterima hanya 28 orang. Artinya keketatannya mencapai 1 banding 42, termasuk yang paling tinggi di Indonesia,” ujar Slamin.
Peserta pun diminta untuk benar-benar memanfaatkan kegiatan open house Universitas Jember secara daring dengan maksimal, terbukti dengan pertanyaan yang silih berganti ditujukan kepada Slamin. Di antara pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana PTN menilai data prestasi siswa dan sekolah yang masuk, apakah jumlah alumnus sebuah sekolah yang diterima di PTN akan menjadi pertimbangan, apakah ada nilai minimal atau passing grade.
Kemudian sertifikat apa saja yang akan mendukung kelulusan serta apakah peserta SNMPTN bisa memilih program studi secara lintasjurusan. Sementara itu beberapa guru yang hadir, terutama guru Bimbingan dan Konseling ternyata menanyakan apakah ada sanksi blacklist bagi sekolah tertentu.
“Universitas Jember tidak pernah melakukan blacklist kepada sekolah, namun jika memang ada siswa yang diterima di PTN melalui jalur SNMPTN namun tidak melakukan registrasi ulang, maka tentu menjadi rekam jejak negatif alias mengurangi nilai komitmen sekolah yang bersangkutan,” ungkap Slamin.
Baca juga: FK Unej Ditargetkan Jadi Pusat Keunggulan Agromedis Asia Tenggara di 2025
Di akhir diskusi Slamin meminta agar siswa yang akan mengikuti pendaftaran SNMPTN namun mengalami kendala atau ingin berkonsultasi untuk tidak ragu-ragu menghubungi Help Desk LTMPT atau Humas PTN agar sukses menjalani SNMPTN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News