"Dalam aktivitas sosial politik kita orang dewasa, menganggap anak tidak mengerti persoalan kebangsaan. Padahal dulu yang menyumbang revolusi Indonesia justru anak usia belasan tahun seperti yang kita lihat hari ini," kata Roy dalam diskusi daring bertema "Demo Pelajar-Ikut Tolak Omnibus Law, Ruang Edukasi Terlalu Sempit, Ruang Reaksi Begitu Cepat” Jumat 9 Okober 2020.
Menurutnya, sudah seharusnya anak, dalam hal ini mereka yang di atas 15 tahun mendapat pendidikan sosial politk. Sebab, suara mereka sangat dibutuhkan.
"Makanya jadi aneh saat mereka diminta mencoblos di usia 17 tahun, tapi mereka saat menyampaikan aspirasi politik mendapat banyak kritik dan disuruh belajar dan memikirkan masa depan," ujarnya.
Padahal menurutnya, adalah tanggung jawab orang tua juga untuk bisa mengembangkan diri anak agar dapat merespons persoalan sosial politik. Terlebih saat anak sudah akan memasuki jenjang pendidikan menengah atas.
"Bahkan dalam banyak aspek kita tidak terlalu peduli dengan aspirasi mereka," sambungnya.
Peranan orang dewasa di rumah menjadi kian penting di saat pendidikan di sekolah saat ini pun kurang mendorong untuk pengetahuan sosial politik. Sekolah menurutnya dari dulu hanya meminta anak untuk mengikuti dikte guru.
"Kita mendidik mereka itu sepert mendidik kerbau gitu, kita enggak pernah punya kebudayaan kultur diskusi. Saling lempar pandangan, saling kritik. Di saat keran itu tidak kita buka mereka mencari jalan sendiri. Beruntung kalau jernih, tapi kalau enggak ya mereka jadi korban," ungkap Roy.
Baca juga: Kemendikbud Minta Koordinator Demo Tak Libatkan Pelajar
Sebelumnya, Aksi demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) di berbagai wilayah di Indonesia juga diikuti para pelajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta koordinator demo untuk tidak mengajak pelajar dalam aksi unjuk rasa tersebut.
"Sangat disayangkan pelajar setingkat menengah demo di jalanan yang rentan. Kepada koordinator demo mohon tidak melibatkan pelajar karena mereka belum cukup umur," kata Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbud, Jumeri kepada wartawan, Kamis, 8 Oktober 2020.
Terlebih menurut Jumeri, para pelajar tersebut tidak mengerti substansi demo yang terjadi saat ini. Pelajar bisa saja tidak tahu apa yang sedang disuarakan oleh buruh, mahasiswa, dan berbagai elemen masyarakat di jalanan.
"Saya juga punya keyakinan mereka belum tahu persis sebenarnya apa yang diperjuangkan," sambungnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id