“Pembelajaran di luar kampus melalui MBKM ini tidak hanya mengasah kemampuan teknis mahasiswa, tetapi juga kemampuan nonteknis mahasiswa,” ujar Kiki di Denpasar, Bali, Selasa, 15 November 2022.
Dia menambahkan, program tersebut juga membuat mahasiswa mendapatkan pola pikir industri. Hal tersebut yang biasanya tidak didapatkan mahasiswa di kampus.
“Kalau di kampus mereka mendapatkan pola pikir akademis, tetapi di industri mereka mendapatkan pola pikir industri,” kata dia.
Program MBKM tersebut, lanjut dia, mengeluarkan mahasiswa dari zona nyaman. Program itu juga terus meningkat pesertanya dari tahun ke tahun.
"Jumlah mahasiswa vokasi yang ikut MBKM pada 2021 meningkat sebanyak 65,15 persen dibandingkan tahun sebelumnya," terang Kiki.
Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Nizam mengatakan, MBKM mendorong mahasiswa untuk berani keluar dari zona nyaman. MBKM dimulai pada 2020 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 7.000 mahasiswa.
“Alhamdulillah pada 2021, yang keluar dari zona nyaman itu semakin banyak. Ada lebih dari 60.000 mahasiswa yang mengikuti MBKM. Pada tahun ini, sudah lebih dari 130.000 mahasiswa yang mengikuti MBKM,” kata Nizam.
Nizam menambahkan, perguruan tinggi yang mengikuti MBKM tersebut juga semakin banyak, dan menyadari bahwa MBKM adalah masa depan pendidikan Indonesia.
Seorang peserta MBKM, Hanny Chairunnisa mengatakan, selama magang enam bulan di Metrodata Academy, pihaknya menghadapi tantangan pada pembelajaran. “Perbedaan utama pada pengalaman juga dan juga saya mendapatkan pengalaman baru untuk terus berkolaborasi dan berinovasi,” kata Hanny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News