Hal tersebut sekaligus dapat menjadi bukti Indonesia sangat matang dalam menerapkan sistem demokrasi. Kesuksesan gelaran pemilu pada Februari kemarin harus bersama -sama dilanjutkan hingga pemilukada serentak yang akan datang.
Pengamat Komunikasi dari Universitas Padjadjaran Unpad, Evie Ariadne Shinta Dewi menambahkan, pemuda harus bisa menjadi lokomotif utama dalam membendung penyebaran berita-berita yang dapat memprovokasi masyarakat sehingga proses pemilu dan pemilukada menjadi kurang sukses, “Pemilu adalah pesta kita bersama, oleh karenanya, kita harus bahu membahu menjaga prosesnya berjalan lancar, sehingga bisa menghasilkan pemimpin terbaik untuk kemajuan bangsa Indonesia," kata Evie dalam Webinar yang digelar Kominfo, dalam siaran persnya, Kamis, 25 April 2024.
Anggota Komisi I DPR, Nurul Arifin mendorong anak-anak muda berpartisipasi aktif dalam menjaga pemilu damai. “Pemuda sebagai kelompok pemilih terbesar, harus mampu menjadi pelopor terciptanya kondusifitas dalam penyelenggaran pemilu di Indonesia. Salah satu peran yang dapat dilakukan oleh pemuda adalah dengan menyebarkan konten positif, damai dan sejuk di sosial media, jangan justru sebaliknya” ujar kata Nurul.
Pada kesempatan yang sama Staf Ahli Menkominfo, Wijaya kusumawardhana juga mendorong hal yang sama kepada generasi muda. Keduanya memberikan dorongan agar anak muda lebih cakap dalam menerima dan mengolah informasi di media sosial.
Terutama terkait berita hoax dalam momen tahun politik ini. “Dalam momentum tahun politik ini, segalah isu dapat digoreng untuk kepentingan pihak-pihak tertentu, oleh karena itu, sebagai generasi muda harus lebih cakap dalam menanggapi berita propaganda di media sosial,” ujar Wijaya.
Baca juga: Pendaftaran Program Bangkit 2024 Batch 2 Dibuka, Simak Infonya
|
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News