Di antaranya Padepokan Ciliwung Condet, Forum Anak Pademangan Barat, Teater Tanah Air dan Teater Alam Sinema. Lenong menjadi salah satu budaya tradisional Betawi yang dipopulerkan sejak awal abad ke-20. Sebagai seni yang lahir dari rakyat, lenong dipakai sebagai sarana hiburan dan pendidikan masyarakat.
Di era modern ini, berbagai kebudayaan tradisional termasuk Lenong mengalami krisis eksistensi sehingga dikhawatirkan akan hilang dan dilupakan. Krisis ini terjadi karena adanya dampak negatif dari globalisasi di mana kebudayaan-kebudayaan luar yang masuk menggerus kebudayaan lokal ditambah kurangnya peminatan dari kaum muda terhadap budaya tradisional khususnya Lenong.
Kegiatan ini sukses digelar pada Minggu, 3 Maret 2024 di Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB) Kisam Dji’un Jakarta Timur. Terdapat beberapa rangkaian acara yang termuat dalam program tersebut, di antaranya Seminar Revitalisasi Lenong, Pemutaran Film Di Balik Layar Pementasan Lenong dan diakhiri dengan puncak acara yaitu Pertunjukan Lenong.
Dosen Fakultas Psikologi UAJ, Nicolas Indra Nurpatria mengatakan, program pelestarian Lenong menjadi aksi nyata agar masyarakat bisa tergerak dalam menjaga budaya Tanah Air. “Revitalisasi Lenong adalah sebuah gerakan konkrit yang kami buat untuk menyadarkan masyarakat pentingnya eksistensi kebudayaan lokal di masa depan. Untuk meningkatkan kesadaran ini, kami melibatkan anak muda untuk terlibat dan berpartisipasi aktif di dalam seluruh prosesnya," terang dia.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk melakukan upaya revitalisasi Lenong dengan melibatkan anak muda dalam seluruh prosesnya, mulai dari proses latihan dan pembelajaran hingga pementasan. Program ini juga bertujuan untuk memberikan dampak positif pada pembentukan karakter anak muda yang terlibat di dalamnya.
Rektor UAJ, Yuda Turana mengatakan, budaya lenong dapat menjadi sarana komunikasi efektif dalam menyampaikan berbagai pesan konstruktif dan kritis dengan menggunakan bahasa yang santai dan jenaka. “Budaya lenong sangat menarik. Bagaimana pesan komunikasi yang lugas dan tajam dengan membahas topik sehari-hari namun dilandasi kejujuran berpikir serta kejenakaan situasi. Lenong juga membahas berbagai situasi kondisi masyarakat dengan berbagai permasalahan yang sangat dekat dengan keseharian kehidupan,” ucap Yuda.
Yuda mengapresiasi kinerja panitia dan seluruh pihak yang terlibat untuk mewujudkan kegiatan seni ini. Menurut Yuda, kegiatan ini dapat menginspirasi praktik-praktik seni lainnya agar dapat berkembang mengikuti zaman dan memanfaatkan sistem teknologi informasi serta media sosial yang populer saat ini.
Kegiatan ini juga melibatkan para seniman lokal senior serta anggota komunitas masyarakat yang memiliki keahlian dan minat dalam seni pertunjukan tradisional seperti seni tari, musik dan teater. Para seniman terlibat dalam memberikan bimbingan terhadap anak muda dalam proses latihan dan penyelenggaraan pementasan.
Sebagai salah satu kolaborator, UAJ melalui PKPK FPUAJ memahami, budaya adalah identitas suatu bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi. Dalam konteks ini, UAJ aktif berkontribusi dalam mendukung program pelestarian budaya Betawi yang digaungkan oleh pemerintah, dengan fokus khusus pada seni pertunjukan tradisional seperti Lenong.
“Tidak ada yang lebih membahagiakan dan membanggakan untuk saya dan jajaran Dinas Kebudayaan melihat penampilan dari adik-adik tadi. Untuk mendukung kegiatan seperti malam ini, saya dan Pak Rektor berjanji akan melibatkan lebih banyak lagi kegiatan kebudayaan seperti ini,” tutur Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana.
Partisipasi UAJ dalam acara Pementasan Lenong ini merupakan langkah konkret dalam mendukung visi pemerintah untuk melestarikan kekayaan budaya Indonesia. UAJ bersama pemerintah, khususnya Dinas Kebudayaan DKI Jakarta berkomitmen untuk tidak hanya menjadi pemangku kepentingan tetapi juga sebagai pelaku aktif dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya Betawi, sehingga dapat terus dinikmati oleh generasi masa depan.
Baca juga: Universitas Atma Jaya Resmikan Kapel Santo Albertus Magnus |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News