"Kami sedang evaluasi dan berjalan dalam tiga sampai empat minggu. Kami akan recheck lagi, untuk memastikan setiap organisasi yang sudah diverifikasi untuk direverifikasi, memastikan bahwa mereka itu organisasi yang kredibel, dengan integritas yang tinggi, dengan values yang baik," ujar Nadiem saat kunjungan kerja di SMP Muhammadiyah Bogor, Kamis, 30 Juli 2020.
Bahkan pihaknya bakal melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam evaluasi POP tersebut. Hal ini guna menjaga POP dapat berjalan dengan efektif meski di tengah pandemi covid-19.
Baca juga: Beda Suara di Internal Muhammadiyah Terkait POP
Artinya, tak ada ormas yang benar-benar aman meski telah lolos POP. Di minggu terakhir evaluasi Kemendikbud akan memberikan pengumuman kembali terkait POP.
"Kami akan memberi jawaban apakah perlu timing-nya ditunda atau tidak. Apakah kita masih jalan atau tidak. Tapi yang pasti program ini harus maju ke depan, karena banyak semangat yang sudah lolos. Tapi kami di Kemendikbud sangat penting untuk belajar dari pergerakan pendidikan," terangnya.
Lebih lanjut, kepada ormas yang sebelumnya menyatakan mundur seperti LP Ma'arif Nahdatul Ulama (NU), Majelis Dikdasmen Muhammadiyah dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) diminta untuk bersabar melihat hasil evaluasi ini. Nadiem berharap tiga organisasi besar itu dapat mendukung POP secara penuh.
"NU, muhammadiyah, PGRI, untuk bisa mendukung program ini dan memberikan masukan bagaimana untuk menyempurnakan program ke depan. Jadi insya Allah kita bisa bersatu lagi, dan menjadikan mimpi kita menjadi penerus bangsa jadi realita," pungkas Nadiem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id