"Kami berharap PTM tidak berhenti, namun ada evaluasi jangan sampai ada korban yang terpapar hingga fatal," kata Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Surakarta Ahyani pada jumpa pers hasil kegiatan surveilans atau pengamatan covid-19 PTM terbatas di Solo, Senin, 18 Oktober 2021.
Menurut dia, saat ini masih dilakukan evaluasi akibat munculnya klaster covid-19 di sejumlah sekolah tersebut.
"Evaluasi dulu, ini program (surveilans) dari pemerintah pusat. Kementerian Kesehatan ambil sampel di lima provinsi agar melakukan (tes acak)," katanya.
Sementara, kata dia, sambil menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat, lima sekolah dengan kasus covid-19 tersebut hanya diperbolehkan melangsungkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). "Yang terpapar PJJ dulu, dua minggu hingga satu bulan," katanya.
Baca: 45 SD di Kota Tangerang Mulai PTM 25 Oktober
Sementara itu, terkait dengan upaya pengendalian di sekolah-sekolah yang masih melaksanakan PTM diserahkan ke masing-masing sekolah. Khususnya, dari sisi kapasitas.
"Mereka (sekolah) harus ketat. Ini (PTM) memang ada risikonya, harus kami kelola. Jangan sampai merugikan, makanya upaya PTM dilakukan pengendalian seketat mungkin," katanya.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memastikan pemerintah tidak akan menghambat PTM terbatas. "Kami jalan terus saja. SOP-nya kami perketat, PTM jalan terus. Jangan takut-takut," katanya.
Ia juga meminta, baik guru maupun siswa, untuk terus meningkatkan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan. Mau tidak mau, kata Gibran, masyarakat harus siap hidup berdampingan dengan covid-19.
"Kesadarannya ditingkatkan. Guru-guru yang kemarin kami tegur tidak pakai masker, ya tahu diri lah. Akibatnya ya seperti itu," kata Gibran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News